Guru Besar Unpad Sebut Penanganan Covid di Indonesia Buruk, Prediksi Lonjakan Kasus Akan Terjadi

29 Oktober 2020, 16:23 WIB
Caption: Ilustrasi virus Corona. / istockphto /
LAMONGAN TODAY - Pakar Statistik Universitas Padjadjaran Yuyun Hidayat memprediksi masih akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa minggu ke depan.
 
Dalam webinar bertajuk “2021, Apakah COVID-19 akan Hilang?” pada Kamis, 29 Oktober 2020, Yuyun menegaskan buruknya penanganan Covid-19 berpengaruh terhadap pengendalian wabah di Indonesia.

Menurut prediksi Yuyun, pada tanggal 25 - 31 Oktober, kasus Covid-19 di Indonesia akan menembus angka 408.301 hingga 432.339 kasus.

Baca Juga: Bocoran Sipnosis Sinetron Ikatan Cinta, Tayang di RCTI Kamis 29 Oktober 2020 Malam Ini, Semakin Seru

Sementara itu, akan terjadi lonjakan kasus sebesar 432. 339 hingga 482.265 kasus di minggu berikutnya. 

Ia mengatakan, angka tersebut tergolong tinggi. Saat ini, Indonesia berada di urutan ke-5 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia.

Menurutnya, jika penurunan kasus belum juga terjadi, Indonesia bisa berada di posisi ke-3 mengalahkan Irak.

 Baca Juga: CEK FAKTA : Covid-19 Adalah Flu Biasa, Ilmuwan Jerman Minta Pemerintah Akhiri Pandemi

Yuyun mengungkapkan, minimnya kepekaan masyarakat terhadap pandemi menjadi salah satu alasan merebaknya Covid-19 di Indonesia.

Selain itu, masih banyaknya penolakan pasien Covid-19 di rumah sakit tertentu turut menjadi masalah. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit. 

“Tanpa adanya upaya pencegahan, bukan tidak mungkin rumah sakit rujukan Covid-19 tidak mampu melayani pasien. Nah, itu yang paling saya khawatirkan. Jangan sampai rumah sakit di Indonesia kewalahan. Artinya, sistem kesehatan kita bobol oleh lonjakan-lonjakan itu,” tegas Yuyun dalam webinar yang digagas KetikUnpad tersebut pada Kamis, 29Oktober 2020.

Baca Juga: Presiden Prancis Kena Getah Buntut Hina Nabi Muhammad, 38 Perusahaan Raksasa Buntung

Ia menyebutkan, tujuan adanya prediksi kasus Covid-19 ini agar pemerintah bisa mengambil tindakan preventif.

Ia berharap, prediksi angka kasus mingguan tersebut dapat menjadi acuan pemerintah dalam menerapkan kebijakan. Selain itu, prediksi juga berguna untuk menumbuhkan kesadaran diri masyarakat. 

Ahli Epidemiologi Universitas Padjadjaran Budi Sujatmiko juga memaparkan konsep epidemiologi berkaitan dengan Covid-19.

Budi menyatakan, wabah muncul karena beberapa latar belakang faktor, terutama faktor lingkungan dan interaksi manusia. Selain itu, ia juga menjelaskan konsep triad epidemiologi, yakni host, environment, dan agent. 

Baca Juga: Tetap Keluyuran ke Luar Negeri dan Tak Percaya Covid-19, Pria Kekar Ini Tewas Mengenaskan

“Host berkaitan dengan umur, jenis kelamin, dan penyakit penyerta pasien. Kedua, environment berkaitan dengan lingkungan, seperti lingkungan padat, kurang bersih, dan ventilasi buruk. Terakhir, agent berkaitan dengan virus SARS-CoV-2. Virus tersebut lebih menular pada kasus tertentu dan akibatnya fatal,” kata Budi.

Budi menambahkan, terdapat indikator kunci dalam menangani pandemi Covid-19, yakni testing, tracing, dan treatment (3T).

Pertama, testing berkaitan dengan kapasitas alat tes PCR dan sumber daya manusia (SDM). Beberapa daerah masih harus mengirimkan sampel ke ibukota provinsi atau kota. Dalam beberapa kasus, pasien baru akan mendapat hasil tes dua minggu setelahnya. 

Kedua, tracing atau pelacakan. Ia menyebutkan, idealnya pelacakan pasien Covid-19 mengikuti indikator surveillance. Tenaga medis harus mengidentifikasi, melaporkan, dan menganalisis kasus baru kurang dari 24 jam.

Baca Juga: Harga HP Vivo Ini Terjun Bebas Turun Sampai 2Jutaan di Akhir Oktober 2020: vivo V17,Y12, Y19, Y91

Sementara itu, 90% kasus suspek harus melakukan isolasi dan pengambilan spesimen kurang dari 48 jam sejak muncul gejala. Terakhir, tenaga medis harus dapat mengidentifikasi kontak erat pada 80% kasus baru kurang dari 72 jam.


Ketiga, treatment atau perawatan pasien. Hal ini berkaitan dengan fasilitas isolasi yang memadai. Selain itu, proses pemantauan isolasi yang ketat juga memengaruhi keberhasilan penanggulangan Covid-19.***
Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler