LAMONGAN TODAY - Indonesia menghadapi ancaman La Nina saat ini. La Nina berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekomendasikan kesiapsiagaan tidak hanya pada tingkat provinsi tetapi hingga tingkat kecamatan, kelurahan atau desa dan bahkan keluarga.
Demikian diungkapkan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat melakukan diskusi menyikapi fenomena La Lina melalui media virtual pada Minggu, 11 Oktober 2020.
Baca Juga: Link Live Streaming Master Chef Indonesia Season 7, Chef Arnold Kebagian Sambal Asin
Lilik mengatakan, kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat, lurah dan kepala desa untuk melakukan beberapa hal berikut,
Lilik meminta, pastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan, setiap daerah rawan bencana miliki tempat evakuasi sementara.
Pihaknya meminta aparat desa untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor desa atau pun sekolah.
Baca Juga: Harga HP OPPO Terlaris Oktober 2020: OPPO A92,OPPO A12,OPPO A31, OPPO A9,OPPO A5, OPPO A5
Namun demikian, Lilik meminta pemerintah wilayah memastikan tempat evakuasi jangan sampai menjadi kluster baru Covid-19.”
“Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara,” ujar Lilik.
Kedua, pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Ia mengingatkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Baca Juga: Harga HP OPPO Terlaris Oktober 2020: OPPO A92,OPPO A12,OPPO A31, OPPO A9,OPPO A5, OPPO A5
Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol Kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat.
“Kita harus memastikan masyarakat untuk mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG,” pesannya.
Hal tersebut terkait dengan penyampaian informasi yang diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kabupaten dan kota kepada pihak kecamatan dan selanjutnya di tingkat desa.
Baca Juga: Awas La Lina Berujung Bencana, BNPB Minta Masyarakat Waspada
“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti,” kata Lilik.
Lilik mengatakan, gunakan bahasa yang mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kecamatan maupun masyarakat.
Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Prancis 2020 di Trans 7 Malam Ini, Ini Link Live Streamingnya
BNPB memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan.
Terakhir, masyarakat di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa dapat melakukan simulasi mandiri sesuai rencana kontinjensi yang sudah dibuat. Ini tentunya dibantu oleh BPBD kabupaten maupun kota setempat.
Baca Juga: PSBB DKI Jakarta Diumumkan Anies Baswedan Hari Ini, Masyarakat : Jika Diperpanjang Kami Sulit Makan
Pada kesempatan itu, Lilik juga mengimbau setiap keluarga untuk mengidentifikasi risiko bencana yang ada di sekitar.
Kesiapsiagaan sejak dini dibutuhkan untuk memastikan tidak adanya korban jiwa apabila terjadi peristiwa ekstrem. Diskusikan dengan anggota keluarga maupun komunitas di masyarakat terkait dengan potensi ancaman bahaya yang ada di sekitar sehingga risiko bencana dapat dihindari.****