Mengerikan, Ini Detik-detik Penculikan Para Jenderal dan Perwira Korban G30S PKI

30 September 2020, 20:26 WIB
Cover film G30S PKI yang akan ditayangkan malam ini di tvone, pukul 21.00 WIB. (istimewa) /

LAMONGAN TODAY - Peristiwa mengerikan nan keji pernah terjadi 55 tahun silam. Kala itu, tujuh orang dibantai habis dalam sebuah pemberontakan yang membabi buta. 

Ketujuh pahlawan tersebut, dibuang begitu saja ke sebuah lubang tua dengan posisi kepala di bawah. Lubang sempit tersebut membuat kondisi jenazah bertumpuk-tumpuk. 

Pahlawan Revolusi tersebut antara lain Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R Soeprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.

Baca Juga: Link Live Streaming Film G30S PKI di TV One, Tayang Jam 21.00

Masih ingat dibenak, bagaimana kekejian tersebut diceritakan kala duduk di bangku sekolah lewat materi pelajaran sejarah. 

Kengerian demi kengerian nampak terbayang tatkala mendengar cerita pemberontakan 30 September atau lebih dikenal G 30S PKI. 

Para pahlawan itu, harus menjadi korban fitnah karena dituduh hendak melakukan makar terhadap negara. 

Baca Juga: Lirik Lagu Gugur Bunga Ciptaan Ismail Marzuki, Mengenang Gerakan G30 SPKI

Kala itu, PKI menjemput paksa dan menculik ketujuh pahlawan revolusi dan membawanya ke daerah Lubang Buaya. 

Di sanalah, kengerian dimulai. Para jenderal dan korban lain disiksa hingga tewas. Setelah tak bernyawa, mereka dibuang begitu saja ke sebuah lubang. 

Selang beberapa hari kemudian, tepatnya tanggal 4 Oktober 1965, Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) menemukan jenazah di kawasan hutan karet Lubang Buaya. Jenazah ditemukan di sebuah sumur tua dengan kedalaman 12 meter. 

Film G30S PKI Tayang di TV One Pikiran-rakyat.com

Baca Juga: Kisah Cinta Tragis Pierre Tendean Dibalik Peristiwa G30S PKI

Sebagaimana diberitakan Pikiran Rakyat Bekasi dari RRI, dalam artikel berjudul 'Begini Kronologi Penculikan dan Detik-detik Kematian 7 Pahlawan Revolusi dalam Insiden G30S PKI', korban pembantaian adalah satu perwira pertama TNI AD dan enam jenderal. 

Inilah detik-detik penculikan jenderal dan perwira tersebut. 

  1. Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani terbunuh oleh senapan PKI pada 1 Oktober 1965 dini hari di kediamannya, di Menteng, Jakarta Pusat.

Sosok jenderal yang lahir pada 19 Juni 1922 di Purworejo, Jawa Tengah ini, meninggal pada usia ke-43 tahun.

Menurut keterangan seorang pemandu Museum Jenderal Ahmad Yani, Sersan Mayor Wawan Sutrisno, pasukan PKI masuk ke rumah Jenderal Ahmad Yani lewat pintu belakang. Mereka lantas mengepung rumahnya dan membunuh sang jenderal.

Baca Juga: Ngeri, Zaman PKI DN Aidit Tawarkan Daging Tikus untuk Jadi Makanan Rakya

2. Mayjen R Soeprapto

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Mayjen R Soeprapto baru saja pulang dari dokter gigi usai mencabut giginya. Pada malam penculikan, ia tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman dengan giginya.

Soeprapto pun memutuskan untuk menyelesaikan lukisan yang awalnya akan diserahkan ke Museum Perjuangan di Yogyakarta.

Baca Juga: Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI Tayang di TV One Malam Ini, Begini Fakta Film Tersebut

Akan tetapi, keesokan harinya, pada 1 Oktober 1965, sekira pukul 4.30 WIB, pasukan penculik mendatangi rumahnya dengan mengaku sebagai Cakrabirawa yang hendak membawanya bertemu presiden Soekarno.

Tanpa rasa curiga, Soeprapto menuruti perintah rombongan tersebut dan tidak menyadari bahwa dia sebenarnya dibawa ke Lubang Buaya untuk disiksa dan dibunuh.

3. Mayjen MT Haryono

Mayjen MT Haryono beberapa kali ditembaki peluru oleh rombongan penculik di kediamannya, saat mencoba melakukan perlawanan.

Haryono pun ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik. Ia diduga sudah dalam keadaan tidak bernyawa ketika dibawa ke Lubang Buaya.

Baca Juga: Fakta FIlm Penumpasan Pengkhianatan G 30S PKI, Awalnya Rano Karno Akan Bermain Dalam Film

4. Mayjen S. Parman

Mayjen S. Parman diculik pada sekira pukul 4.00 WIB, ia terkecoh dengan penampilan rombongan penculik yang mengenakan seragam Cakrabirawa.

Berbeda dengan para jenderal sebelumnya, penculikan di rumah Parman berjalan sangat lancar karena tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh perwira tersebut.

5. Brigjen D.I. Panjaitan

Diculik pada 1 Oktober 1965 waktu subuh, Brigjen D.I. Panjaitan mengira bahwa pasukan yang mengepung rumahnya tersebut ditugaskan untuk menjemput dirinya agar bertemu Soekarno.

Panjaitan pun bersiap dengan rapi dan resmi, lengkap dengan topi layaknya akan menghadiri sebuah upacara. Namun, tak lama berselang, pasukan tersebut menembaki barang-barang di rumah Panjaitan.

Sang jenderal yang saat itu berada di lantai 2, mencegah para penjaga rumahnya untuk melakukan perlawanan, dan memilih turun dan menemui pasukan tersebut sendiri.

Baca Juga: Bak Presiden, Luhut Perintah Gubernur Se-Jawa dam Bali, Ada Apa?

Sempat melakukan perlawanan, jenderal asal Tapanuli tersebut ditembak di halaman rumahnya dan langsung dibawa pergi.

6. Brigjen Sutoyo Siswodiharjo

Seperti penculikan jenderal sebelumnya, kediaman Sutoyo didatangi oleh rombongan penculik pada 1 Oktober 1965 pagi. Rombongan tersebut melarang siapapun untuk melintasi jalan di sekitar rumah sang jenderal.

Pasukan juga membuat hansip yang saat itu tengah berjaga tidak berdaya.

Baca Juga: Usai Dicecar Najwa Shihab, Menkes Terawan: Tuhan Akan Menolong

Berdalih ditugasi untuk membawa Sutoyo bertemu Soekarno, sang jenderal akhirnya diangkut ke truk dengan keadaan tangan terikat dan mata tertutup.

Sang jenderal kemudian ditembak di sebuah rumah dekat Lubang Buaya pada sekira pukul 7.00 WIB.

7. Lettu Pierre Andreas Tendean

Tendean sebenarnya bukanlah salah satu target penculikan, namun pada 1 Oktober 1965, ia tengah berada di rumah Jenderal A.H. Nasution, yang merupakan target sebenarnya.

Tendean yang saat itu ditanya oleh pasukan penculik yang sedang mencari Jenderal A.H. Nasution, mengakui dirinya sebagai sang Jenderal.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Tarik Sis Semongko Kini Tinggal Aku Sendiri’, Bunga- Thomas Arya

Tendean pun dibawa dan terbunuh di Lubang Buaya oleh pasukan penculik, sementara A.H Nasution berhasil selamat dari peristiwa penculikan ini.(Anisa Fauziah/Pikiran Rakyat Bekasi) ***

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler