LAMONGAN TODAY - Reihana adalah nama yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, wanita yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Lampung ini dikenal memiliki gaya hidup mewah dan glamor.
Mulai dari tas Hermes Birkin yang harganya mencapai ratusan juta rupiah, baju Louis Vuitton, hingga cincin berlian yang disebut-sebut setara dengan milik pengacara kondang Hotman Paris.
Siapa sebenarnya sosok Reihana? Berikut profil singkatnya yang kami rangkum dari berbagai sumber.
Reihana lahir pada 25 Agustus 1963. Ia merupakan seorang dokter yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tahun 1988. Selain itu, ia juga memiliki gelar magister kesehatan (M.Kes) dari Universitas Indonesia dan doktor kesehatan masyarakat (Dr) dari Universitas Andalas.
Reihana memulai karirnya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Ia kemudian naik pangkat menjadi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung pada tahun 2004.
Pada tahun 2009, ia dipercaya menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, sebuah jabatan yang ia emban hingga saat ini.
Reihana dikenal sebagai pejabat yang loyal dan berprestasi. Ia berhasil membawa Dinas Kesehatan Provinsi Lampung meraih berbagai penghargaan, seperti WTP dari BPK, Adipura, dan Swasti Saba Wistara.
Ia juga aktif dalam berbagai organisasi profesi dan sosial, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDSKMI), dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Namun, di balik prestasinya, Reihana juga menuai kontroversi karena gaya hidupnya yang mewah. Berdasarkan data LHKPN, harta kekayaannya pada tahun 2022 mencapai Rp 2,7 miliar, terdiri dari tanah, bangunan, kendaraan, harta bergerak lainnya, surat berharga, kas dan setara kas.
Namun, angka tersebut tampak tidak sebanding dengan barang-barang mewah yang ia pamerkan di media sosial.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pun memberikan peringatan kepada Reihana agar tidak terlalu menonjolkan gaya hidupnya. Ia mengatakan bahwa pejabat harus bersikap sederhana dan tidak mencari sensasi.**