Gempa Berkekuatan 5,5 Magnitudo Guncang Banten Terasa Hingga DKI Jakarta, 150 Gunung Alami Erupsi

4 Februari 2022, 19:06 WIB
Peta goncangan gempa di Bayah - Banten Magnitudo 5.5 /Twitter BMKG/ /

LAMONGAN TODAY - Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,5 mengguncang wilayah Banten pada Jumat sekitar pukul 17.10 WIB yang guncangannya terasa hingga ke DKI Jakarta.

Guncangan gempa juga terasa di gedung Kantor Wali Kota Jakarta Selatan.

Seorang pegawai mengatakan, getaran gempa terasa beberapa detik di lantai delapan kantor Wali Kota Jakarta Selatan.

Baca Juga: Persija Jakarta Ingin Patahkan Rekor Tanpa Kalah Arema FC di Liga 1, Ini Strategi Macan Kemayoran

"Terasa sedikit. Getarannya lebih lemah dibandingkan gempa sebelumnya, maka orang-orang enggak panik," katanya.

Sementara itu, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Selatan, melalui pengeras suara mengumumkan agar seluruh pegawai yang berada di gedung tersebut turun ke lantai dasar melalui tangga darurat.

“Diimbau kepada seluruh pegawai yang masih berada di dalam gedung untuk berlindung di tempat yang lebih aman, yakni di luar gedung," kata dia.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 SD dan MI Halaman 91, 92 Bab 3 Soal Bangun Prisma

"Diimbau untuk tidak menggunakan lift, dan turun melalui tangga darurat,” kata petugas BPBD Jakarta Selatan lewat pengeras suara.

Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,5 mengguncang wilayah Banten pada Jumat sekitar pukul 17.10 WIB, menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima di Jakarta.

Episentrum gempa berada di 71 km kilometer barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, titik lokasi berada di 7,48 derajat Lintang Selatan dan 105,92 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 10 kilometer.

Baca Juga: Lirik Lagu Kartonyono Medot Janji, Lagu Pertama yang Dilantunkan Denny Caknan

150 Erupsi Gunung Berapi

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat jumlah aktivitas gunung api di Indonesia terjadi lebih dari 150 erupsi dalam dua dekade terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan tingkat aktivitas gunung api di Indonesia cukup tinggi dengan karakter yang berbeda dan tipe erupsi yang berbeda pula.

 Baca Juga: Lirik Lagu Kartonyono Medot Janji, Lagu Pertama yang Dilantunkan Denny Caknan

"Aktivitas gunung api periode tahun 2000-2021, terjadi lebih dari 150 erupsi dari 38 gunung api dengan berbagai tipe erupsi, yaitu efusif, eksplosif, dan freatik, serta menimbulkan berbagai fenomena bahaya," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat.

Hanik menjelaskan perlu identitas terhadap aktivitas gunung api dan memahami bahaya serta risikonya sebagai bahan untuk mitigasi gunung api.

Menurutnya, identifikasi bahaya dan resiko adalah dengan melakukan pengamatan tipe erupsi gunung api dan periode pengulangan erupsi.

 Baca Juga: All New NMax Hadir Dengan Warna Baru, Harganya Capai Puluhan Juta, Bisa Buat Umrah

"Identifikasi fenomena-fenomena erupsi juga perlu, seperti awan panas letusan, awan panas guguran, gas, jatuhan abu, lahar, lava flow, dan tsunami, serta dampak jangkauan bahaya," kata Hanif.

Jika aktivitas dan bahaya bencana gunung api sudah teridentifikasi, selanjutnya dapat dilakukan upaya mitigasi bencana.

Hanif menerangkan bahwa mitigasi bencana tidak bisa dilakukan oleh satu instansi saja, namun perlu dilakukan secara bersama-bersama oleh seluruh stakeholder terkait.

Baca Juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Aku Bukan Jodohnya Tri Suaka Cover Zinidin Zidan: Aku Titipkan Dia

"Mitigasi bencana gunung api meliputi peringatan dini, diseminasi informasi, edukasi, dan sosialisasi," paparnya.

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Afrial Rosa mengungkapkan seluruh stakeholder memiliki peran yang sama dalam melakukan mitigasi bencana gunung api.

Salah satunya adalah diseminasi informasi terkait mitigasi bencana gunung api kepada masyarakat dikutip dari Antara.

 Baca Juga: Belum Move On! Edo Pratama X Factor Indonesia Cover Lagu 'Dulu' Danar Widianto, Netizen: Jangan Down Ya Evra

Dia menilai ada hal yang perlu diperbaiki antara semua stakeholder terkait agar diseminasi informasi dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat dengan baik.

"Perlu ada alur koordinasi yang jelas dalam sistem mitigasi bencana ini, sehingga dapat dipastikan peringatan dini kondisi bencana itu sampai ke masyarakat," pungkas Afrial.***

Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler