Peringatan BKMG Fenomena Alam Selat Sunda Bisa Jadi Bencana: Kita Harus Siap dan Beradaptasi

22 Januari 2022, 15:03 WIB
Potret Selat Sunda masuk zona seismic gap. /BMKG /

LAMONGAN TODAY - Fenomena alam seperti gempa, tsunami, dan erupsi di Selat Sunda, Banten, akan menjadi bencana jika masyarakat tidak beradaptasi.

Hal itu disampaikan peneliti ahli madya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mohamad Ramdhan.

Dalam webinar Gempa Bumi Banten M6,6 yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat, ia mengatakan adaptasi menjadi penting untuk merespon fenomena Selat Sunda.

Baca Juga: Datang ke Rumah Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan Ditanya Ayah Rozak: Mau Nggak Sama Anak Ayah?

Hal itu lantaran Selat Sunda memiliki potensi gempa maksimal magnitudo (M) 8,7 dengan potensi tsunami hingga 20 meter.

"Seandainya terjadi kita harus siap, gempa bumi, tsunami dan erupsi untuk memikirkan bagaimana beradaptasi," ujar Ramdhan.

Menurut dia, gempa yang terjadi di Kabupaten Pandeglang M 6,6 pada Jumat (14/1) merupakan "foreschock" atau energi yang dirilis sedikit-sedikit sebelum "main schok" atau energi maksimal gempa.

Baca Juga: Penulis Layangan Putus Menangis Ungkap Kejadian Sebenarnya, Mommy ASF Merasa Bersalah Kehilangan Anak Kelima

Menurut kajian BMKG, Pulau Sumatra hingga Jawa bagian barat pergeseran lempeng terdapat banyak sumber gempa yang dapat menjadi ancaman.

Sebab, sumber gempa selain dari zona subduksi, sesar Sumatra dan sesar yang ada di Jawa.

Selain itu, longsoran Gunung Krakatau telah mengakibatkan tsunami pada 2018 dan paling fenomenal dengan ketinggian lebih dari 30 meter akibat erupsi 1883.

Baca Juga: Pemprov Kaltim Prihatin terhadap Insiden Kecelakaan di Muara Rapak Balikpapan

"Jawa bagian barat ada ibu kota, penduduk tinggi, daerah wisata. Tugas kita semua meningkatkan kesiapsiagaan kita meningkatkan adaptasi dengan fenomena alam," ujar dia.

Dibandingkan dengan gempa di Malang M6,0, karakter gempa Banten terbilang merusak dikutip dari Antara.

Sebab terjadi selama lebih dari 12 detik dan menurut pengalaman di lapangan menyebabkan 3.000 lebih rumah rusak.

Baca Juga: Bertabur Kemewahan dengan Kekayaan yang Disebut Triliun, Siapa Orang Tua Sisca Kohl?

Gempa Banten tidak menghasilkan tsunami, karena tidak cukup kuat energinya untuk menghasilkan deformasi signifikan di permukaan bawah laut.

"Gempa selatan Banten, menurut BMKG, terjadi di zona subduksi, masih kita diskusikan lagi di zona interplate atau transisi, karena selain kedalamannya menengah, karakternya antara keduanya," katanya.

Hasil perubahan coloumb stress dan sebaran aftershock menunjukkan rambatan rupture ke arah vertikal.

Baca Juga: Luar Biasa! Lagu Noah ‘Yang Terdalam’ yang Dibawakan Danar Widianto, Sekarang Jadi Trending YouTube

BMKG telah mendiseminasikan peringatan dini gempa lima menit sebelum kejadian, dan memperbarui perubahan magnitudo berdasarkan data gempa yang diolah secara sistematik.***

Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler