Fakta Baru G30S PKI dari Data Rahasia Peristiwa Berdarah, CIA Beranikan Diri Ungkap Ada Upaya Kudeta Indonesia

30 September 2021, 22:24 WIB
G30S PKI. /Instagram/@tvonenews

LAMONGAN TODAY – Masyarakat Indonesia tidak akan pernah melupakan sejarah Gerakan 30 September/PKI atau G30S PKI.

G30S PKI menjadi momen perjuangan paling fenomenal karena pada waktu itu terdapat pembantaian tujuh perwira militer Indonesia.

Pembunuhan itu sangat tragis karena dilakukan dalam waktu satu malam.

Baca Juga: Wow! Permainan Squid Game Ada di Roblox jadi Viral di TikTok, Begini Cara Mainnya

Setelah itu, jasad-jasad para jenderal itu dibuang di lubang buaya dalam waktu yang hampir bersamaan.

Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalamfilm "G30S/PKI" dan sebagai peringatan bersama, diputar oleh masyarakat Indonesia setiap tahun pada 30 September.

Kisah G30S PKI yang menjadi sebuah pertempuran berdarah sampai saat ini masih menjadi kisah pertempuran yang penuh misteri.

Baca Juga: Pelawa Qomar Terkena Kanker Usus Stadium 4C: Ada Faktor Genetika

Bahkan ada beberapa fakta mengejutkan dari peristiwa G30S PKI ini yang berhasil diungkap oleh Badan Intelejen Luar Negeri Amerika Serikat (CIA).

Berdasarkan laporan dari Badan Intelejen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan jika ada beberapa data rahasia dari peristiwa berdarah itu.

CIA memberanikan diri untuk membuka arsip memo singkat harian untuk presiden (PDB) periode 1961-1965, sebagaimana dikutip KabarLumajang.com dari laman Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965-66.

Baca Juga: Fakta Jelita Tobing, Adik Joy Tobing yang Sempat Gagal di Indonesia Idoel Kini Sukses Minta Ampun

Arsip-arsip tersebut diketahui berkaitan dengan upaya kudeta di Indonesia. Dari arsip tersebut memperlihatkan jika terdapat belasan ribu halaman memo harian CIA yang merujuk UU dengan status rahasia negaranya telah kedaluwarsa.

Salah satu fakta utama dari Gerakan 30 September di Jakarta itu diungkapkan seperti teori beberapa akademisi, salah satunya John Roosa.

Sebagaimana diberitakan Kabar Lumajang pada artikel "Inilah Fakta Peristiwa G30S PKI yang Berhasil Diungkap Oleh CIA", dalam memo-memo itu, intelijen AS melaporkan bahwa aktor utama konflik adalah faksi militer pimpinan Soeharto serta perwira yang loyal pada PKI.

Baca Juga: One Piece: Kaido Mendekati Ajal, Oda Sensei Bongkar Cara Luffy Kalahkan Kaido

Sementara merujuk dalam salah satu paragraf memo tentang Gestok 1965, CIA menyatakan bahwa saat itu Partai Komunis bersiap bentrok dengan tentara dalam beberapa hari mendatang. Sebaliknya, faksi di militer terus mencari celah melemahkan kekuatan PKI.

Dari sini , CIA berusaha untuk memberi rekomendasi Presiden Lyndon B. Johnson agar menunggu pemenang pertarungan politik yang nantinya melapangkan jalan bagi Orde Baru itu.

Situasi Indonesia kala itu masih sangat membingungkan. Tidak ada hasil yang pasti untuk perubahan politik. Belum ada jawaban tentang adakah peran Soekarno di dalamnya. Dua pihak yang bergerak sama-sama mengklaim setia kepada presiden.

Baca Juga: Perjalanan Tragis Pierre Tendean dan Rukmini dalam Tragedi G30S PKI

Namun sayangnya, catatan dari memo tersebut sebagian tetap disensor dengan cara kalimat tertentu distabilo putih agar tidak terlalu mudah diakses publik.

Beberapa sejarawan meyakini peristiwa 30 September 1965 adalah manuver politik terkait perang dingin.

Teori keterlibatan Amerika Serikat itu setidaknya diulas oleh sejarawan Petrik Matanasi, penulis buku, ‘Tjakrabirawa’.

Baca Juga: BLACKPINK The Movie Ceritakan Perjalanan Karir Mereka 5 Tahun Terakhir, Ada Sekmen Khusus Lho!

Sasaran penculikan dalam peristiwa tersebut adalah Jenderal yang bertugas di Staf Umum Angkatan Darat (SUAD).

Dari sini , kelompok G30S meyakini Amerika sedang berusaha mengobok-obok Indonesia. Para jenderal yang diculik sebagian besar adalah tokoh penting yang menentukan arah perkembangan Angkatan Darat.

Kolonel Untung, aktor utama G30S, menganggap jenderal-jenderal seperti Ahmad Yani tidak loyal kepada Bung Karno dan dekat dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Kekuatan Momonosuke Melebihi Kaido Saat Jadi Naga, Semuanya Akan Terbongkar dalam Manga One Piece 1027

Dalam penjelasan Petrik, sekitar pukul 02.00 dini hari pada 1 Oktober 1965, pasukan Pasopati dari Tjakrabirawa, Brigif I Jaya Sakti dan Batalyon 454/Diponegoro berkumpul di Lubang Buaya. Letnan Satu Dul Arief, memberikan arahan kepada anak buahnya.

Dul Arif juga sempat menjelaskan adanya skenario Dewan Jenderal yang didukung CIA, untuk melawan Soekarno.

Itulah kenapa jika para Jenderal itu perlu ditangkap demi bisa menyelamatkan Presiden Soekarno. Skenario ini ternyata dipahami oleh semua anggota pasukan.

Baca Juga: Perdebatan Soekarno dan Soeharto Soal Dalang Dibalik Gestapu, Tepat Di Hari Peringatan G30S PKI

Pasukan tersebut percaya dan tidak lama kemudian mereka malah diserang balik oleh komando militer di bawah pimpinan Soeharto, sebagai pemimpin Kostrad.

Hingga drama penculikan jenderal berakhir, Soeharto secara de facto menguasai pemerintahan.

Tragedi 1965 berakhir menyedihkan karena setidaknya satu juta warga sipil di berbagai provinsi yang dituding anggota atau bersimpati pada PKI, dianggap mendukung G30S dan dibantai dalam periode 18 bulan saja.

Baca Juga: Profil Putri Kusuma Wardani, Atlet Tunggal Pengganti Susi Susanti yang Viral di Badminton Piala Sudirman 2021

Kini, negera telah menjunjung tinggi HAM agar peristiwa berdarah seperti G30S PKI tidak terulang kembali.*** (Joko Kurniawan/Kabar Lumajang)

Editor: Nugroho

Sumber: Kabar Lumajang

Tags

Terkini

Terpopuler