Refly Harun Sebut Kebenaran Akan Terungkap, Bahas Soal Proporsional di Kasus Penembakan Anggota FPI

8 Desember 2020, 15:13 WIB
Refly Harun Sebut Kebenaran Akan Terungkap, Bahas Soal Proporsional Soal Pembelaan Polisi Soal FPI /Instagram/@reflyharun/

LAMONGAN TODAY – Reflt Harun buka suara soal kontroversi penembakan enam simpatisan Front Pembela Islam (FPI), Senin 7 Desember 2020 dini hari. 

Penembakan enam simpatisan Front Pembela Islam (FPI) menuai pro dan kontra di publik. Hingga kini baik kepolisian maupun FPI sama-sama memiliki kronologi yang berbeda terkait insiden tersebut.

Pihak kepolisian menyebut, jika penembakan enam anggota FPI itu sebagai bentuk pembelaan atas penyerangan terhadap petugas. Sehingga terbunuhnya anggota FPI murni pembelaan.

Sementara FPI menyebut, jika hal yang dikatakan polisi adalah fitnah. Tidak ada penyerangan karena mereka tidak memiliki senjata api.  FPI juga mempermasalahkan mengapa polisi menguntit para simpatisan yang diduga akan pergi ke Polda Metro Jaya untuk mengawal pemeriksaan Habib Rizieq.

Baca Juga: Sudakah Akses pembiayaan.depkop.go.id? Ada Data Semua Penerimaan Bantuan Rp2,4 Juta Se-Indonesia

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun dalam kanal youtube channel miliknya bertajuk ‘Media Asing Turut Beritakan Insiden Tewasnya 6 Laskar FPI’ yang diunggah Selasa, 8 Desember 2020 mengatakan, penembakan enam simpatisan FPI ini tengah menjadi sorotan dunia.

Hal itu bisa dilihat dari pemberitaan media asing yang gencar terhadap kasus tersebut. Beberapa di antaranya seperti The Guardian,  Al Jazeera, Reuters, Bangkok Post hingga media asing lainnya.

Mayoritas media asing itu menyoroti peristiwa tertembaknya 6 simpatisan FPI, dan menggambarkan jika FPI adalah ormas Islam konservatif yang mempengaruhi konstalasi politik di Indonesia beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Daftar Harga dan Spesifikasi Samsung Galaxy M Series Mulai 1 Jutaan: Samsung Galaxy M51, M21, M11

Refly pun meminta masyarakat untuk sama-sama memperhatikan hal ini, karena saat ini dunia tengah memantau kasus tersebut.

“Memang ada soal pemaknaan yang kita harus fair juga. Pemaknaanya begini, polisi pasti akan mencitrakan keenam orang itu meninggal itu tersangka penyerangan pihak petugas. Sehingga tertembaknya mereka, terbunuhnya mereka sesuatu yang justify. Itu yang jadi masalah kita,” kata Refly.

Menurut Refly, masyarakat harus mencermati azas proporsionalitas dalam kasus tersebut. Jadi sejauh mana serangan terjadi, mulai dari siapa yang lebih dulu menyerang, siapa yang mepet mobi terlebih dahlu, hingga setelah mobil bertabrakan, siapa dahulu yang melepaskan tembakan.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat di Beberapa Wilayah, Simak Selengkapnya

“Proporsional itu berapa peluru yang keluar, kalau memang ada senjata yang dikeluarkan? Rasanya tidak mngkin hanya mengandalkan informasi sepihak dari kepolisian, tapi juga enggak bisa mengandalkan dari FPI, ditengah peran informasi, sumber-sumber ini berperan,” kata Refly.

Lebih lanjut, Refly juga mengingatkan kembali ke masyarakat, mengapa saat ini Indonesia bernegara.

“Kita ingin dapat perlindungan negara. Kita enggak ingin menjadi negera penuh dengan kekerasan. Bahkan dengan sebab, masalah utamanya pelanggaran protokol kesehaatan. Pemanggilan HRS sebagai saksi,” ucapnya.

Baca Juga: Insiden Penembakan 6 Anggota FPI Hingga Tewas, IPW: Jokowi Harus Copot Kapolri

Refly menilai masih banyak kasus yang perlu diselidiki seperti korupsi. Reflu berharap masyarakat dapat berpartisipasi, untuk memperbaiki sesuatu yang mampet di negara ini.

“Kebenaran akan terungkap pada waktunya,” ucap Refly.***

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler