Warga Glagah Lamongan Desak Pemerintah Prioritaskan Penanganan Banjir: Dampak Tahun Ini Sangat Besar

- 3 Juni 2022, 21:34 WIB
Ilustrasi banjir.
Ilustrasi banjir. /Prfmnews/

LAMONGAN TODAY - Warga Gempelpendowo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur meminta dan berharap pemerintah memprioritaskan penanganan banjir.

Hal itu, akibat meluapnya Bengawan jero (Kali Tengah) berlangsung sekitar lima bulan sejak awal 2022.

Hal itu disampaikan Kades Gempolpendowo Rif'atul Azizah saat serap aspirasi atau reses kepada Kodrat Sunyoto, Anggota DPRD Jatim dapil Lamongan - Gresik, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga: Seminar di Unisla, Debby Kurniawan: Unggah Karya Kreatif untuk Hasil Positif

Aspirasi yang disampaikan warga, didominasi persoalan banjir baik menyangkut upaya penanganan banjir pemerintah maupun berharap bantuan untuk perbaikan infrastruktur fasilitas umum yang rusak akibat banjir bengawan jero.

"Kami minta pemerintah memprioritaskan penanganan banjir dan pembangunan infrastruktur bagi warga terpenuhi dengan baik," kata Kades Gempolpendowo Rif'atul Azizah.

Lebih jauh Kades yang menjabat tiga periode ini menegaskan, bahwa dampak ekonomis banjir tahun ini sangat besar.

Baca Juga: ISTIMEWA! Tak Jauh dari IKN Ada Gua Tapak Raja, Sangat Indah

Pasalnya, penduduk desa yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani tambak tidak bisa produksi hampirsetengah tahun lamanya karena tambak mereka terendam banjir.

"Harusnya mereka sudah bisa panen dua kali. Bahkan saat ini idealnya mulai menanam benih ikan tapi warga khawatir banjir bisa datang lagi. Mengingat, kondisi cuaca akhir-akhir ini juga masih sering hujan," terang perempuan berkerudung ini.

Dia berharap, pemerintah baik pusat, provinsi maupun Pemkab Lamongan memprioritaskan penanganan banjir di wilayah utara Lamongan baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Baca Juga: IKSPI Kera Sakti Bekali Humas Cabang Se-Jatim dan Jateng

"Untuk jangka pendek, kami berharap daerah-daerah yang ada di muara Kali Tengah dibantu pompa air, sehingga saat desa kami banjir bisa cepat surut," harap Azizah.

Masih di tempat yang sama, Kepala Sekolah TK Pertiwi 8 Muzayanah berharap, bisa mendapatkan bantuan dari Pemprov Jatim untuk perbaikan gedung sekolah.

Mengingat, saat banjir kemarin seluruh bangunan sekolah terendam hingga 50 cm.

Baca Juga: Empat Tahun Manggung, Gerl Band K-Pop G Reyish Resmi Bubar

"Kami harap bisa dibantu untuk meninggikan lantai kelas supaya jika terjadi banjir ruang kelas tidak sampai terendam," ujarnya.

Menanggapi aspirasi yang masuk, Kodrat Sunyoto mengaku berusaha mengomunikasikan dengan pihak terkait.

Namun penanganan banjir diakui kurang maksimal, sehingga warga terdampak kian terpuruk perekonomiannya.

Baca Juga: PANAS! Biden Setuju Sediakan Roket Canggih untuk Ukraina, Seharga Rp10,19 Triliun, Gimana Nasib Rusia?

"Banjir tahun ini memang paling lama karena hampir lima bulan lamanya. Padahal tahun-tahun sebelumnya tidak seperti itu.

Tentu masyakat terdampak kondisi menjadi sangat memprihatinkan," kata anggota Komisi E DPRD Jatim.

Politikus asli Lamongan ini menyatakan, penanganan secara komprehensif banjir bengawan jero tidak bisa hanya ditangani Pemkab. Mengingat, sungai ini alirannya juga lintas daerah, sehingga peran provinsi dan pemerintah pusat sangat diperlukan.

Baca Juga: Mata Elang Rampas Motor Korban di Rawa Buaya Tak Diserahkan ke Leasing, Polisi Bergerak!

"Era Bupati Fadeli pernah melakukan pengerukan sungai tapi oleh pemerintah pusat justru ditegur karena masalah sungai itu bukan menjadi kewenangan Pemkab Lamongan," ungkap Kodrat Sunyoto.

Bahkan usulan dari sejumlah kepala desa untuk dilakukan pengerukan di wilayah muara sungai maupun pembuatan sudetan juga tidak mungkin kalau hanya mengandalkan peran provinsi dan kabupaten/kota karena keterbatasan anggaran.

"Contoh nyata itu penanganan banjir Kali Lamong di wilayah Gresik sejak saya kecil sampai sekarang belum tuntas.

Baca Juga: Fantastis, Peti Berisi Mumi dan Harta Karun Ditemukan di Mesir

Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten persoalan banjir bengawan jero ini dapat diprioritaskan," jelasnya.

Kodrat menambahkan, penanganan banjir di Desa Gempolpendowo ini lebih sulit. Mengingat, secara topogeografi letak desa ini berada di wilayah cekungan atau di bawah aliran sungai sehingga jika terjadi banjir, maka air tidak mudah surut kecuali dibantu pompa.

"Desa-desa di wilayah Kecamatan Glagah yang terdampak banjir cukup parah adalah Gempolpendowo, Soko, Morocarang, Rayung Gemuk, Pasi, Margoanyar, dan Menganti.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Hujan Lebat Guyur Indonesia, Cek Sebarannya

Sebagai wakil rakyat tentu saya akan berjuang maksimal supaya penanganan banjir di wilayah ini menjadi prioritas pemerintah," tutup Kodrat Sunyoto.

Editor: Nugroho

Sumber: infopublik


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah