Waspada Fenomena La Nina, Ini Dampaknya Bagi Petani Lamongan

- 30 November 2020, 19:13 WIB
Waspada Fenomena La Nina, Ini Dampaknya Bagi Petani Lamongan
Waspada Fenomena La Nina, Ini Dampaknya Bagi Petani Lamongan /lamongankab.go.id

LAMONGAN TODAY - Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur Catur Hermanto mengingatkan fenomena anomali iklim Lanina pada petani Lamongan.

Hermanto mengatakan, anomaly iklim Lanina berdampak pada musim di Jawa Timur. Awal musim hujan tahun 2020 / 2021 diperkirakan awal November namun telah dijumpai banyak hujan menjelang masuk musim hujan.

 “Dampaknya, curah hujan di atas normal dengan intensitas yang tinggi dan deret hujan yang lebih panjang akan berpotensi bencana hidrometeorologi”, ujar Hermanto dalam dialog bersama kontak tani Lamongan beberapa waktu lalu seperti dikutip Lamongan Today pada laman resmi Lamongankab.go.id, Senin 30 November 2020.

Baca Juga: 22 BPP KostraTani Kecamatan di Lamongan Diusulkan Peroleh Bantuan

Menghadapi La Nina, Hermanto meminta masyarakat untuk tidak khawatir.  Hermanto merekomendasikanbeberapa hal yang bisa dilakukan petani salah satunya gerakan panen air hujan lebih dini.

Selain itu, petani juga diminta melakukan penyesuaian Rencana Alokasi Air Tahunan (RAAT) dan Rencana Tata Tanam Global (RTTG) dengan merujuk kondisi musim hujan.

Catur Hermanto dalam kesempatan yang sama juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Lamongan atas perhatiannya yang sangat besar terhadap bidang pertanian.

Baca Juga: Pendapatan Daerah Lamongan Turun karena Pandemi

“Lamongan ini luar biasa, perhatiannya pada bidang pertanian sangatlah besar. Produktivitas padi nasional saja baru 5,35 ton per hektar, di Lamongan sudah 7,57 ton per hektar apalagi jagungnya yang sudah mencapai lebih dari 9 ton per hektar”, Tutur Catur Hendrawan.

Acara Temu Wicara yang mengambil tema Kostratani (Komando strategis pembangunan pertanian kecamatan) tonggak kebangkitan petani yang maju, mandiri, modern untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional ini juga mendatangkan narasumber dari Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Tata Sukmana.

Tata Sukmana menyebutkan bahwa peran kostratani sangatlah penting yakni sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat pengembangan jejaring kemitraan.

Baca Juga: Fokus Pemulihan Ekonomi 2021, Lamongan Target Pendapatan Rp 2,929 Triliun

Hal tersebut dilaksanakan guna penguatan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berbasis informasi dan teknologi (IT).

“Di Kabupaten Lamongan terdapat lima BPP kostratani yang sudah mendapat bantuan IT yakni Kembangbahu, Babat, Laren, Modo, Sugio. Selanjutnya 22 BPP Kostratani disusulkan untuk mendapat bantuan peralatan IT”, Ungkap Tata Sukmana.

Bupati Fadeli yang hadir membuka acara tersebut mengungkapkan bahwa ini adalah momentum yang baik di tengah pandemi. Menurutnya bidang pertanian, peternakan dan perikananlah yang tidak terpengaruh cukup besar akibat Covid 19.

Baca Juga: Diapresiasi Gubernur Jatim, Bupati Lamongan Ingatkan Jajarannya Terus Berinovasi

“PDRB Kabupaten Lamongan masih didominasi oleh sektor pertanian. Ini berdampak baik di masa pandemi seperti ini. Apalagi sebelumnya kita telah berusaha meningkatkan produksi tanaman pangan yakni padi dan jagung yang produktivitasnya di atas rata-rata nasional,” ujar Fadeli.

Namun demikian, Fadeli meminta langkah ini tidak berhenti sampai di sini. Fadeli meminta petani dapat meningkatkan wawasan serta meningkatkan kemampuan berorganisasi serta kelembagaan sehingga dapat melakukan berbagai inovasi di bidang pertanian.***

 

 

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: lamongankab.go.id


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x