Menlu AS Tolak China Tangani LCS, Dubes: Amerika hanya Pentingkan Hegemoni Maritim

- 30 Oktober 2020, 13:03 WIB
Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan.
Peta yang menunjukkan wilayah Laut China Selatan. /CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) via SCMP/

 

LAMONGAN TODAY -- Perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih memanas setelah Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, ke Indonesia.

Dalam keterangan pers yang diungkap di laman situs Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Dubes China Xiao Qian menyebut, kunjugan itu membahayakan hubungan China dan indonesia.

Xiao Qian menegaskan Amerika Serikat merupakan faktor yang membahayakan perdamaian di Laut China Selatan (LCS), yang dikutip Lamongan Today dari RRI, Jumat (30/10/2020).

Baca Juga: Harga HP Samsung Terbaik di bawah Rp2 Jutaan, Samsung Galaxy J4+, Galaxy M11, Galaxy A20

"Laut Tiongkok Selatan merupakan rumah bersama bagi negara-negara di kawasan. Tiongkok telah bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan, mendorong kerja sama dan perkembangan, serta menyelesaikan pertikaian dengan sebaik-baiknya melalui konsultasi dan negosiasi bersahabat," tulis Xiao Qian.

Menurut Xiao Qian, hal ini merupakan pendorong terbesar penggelaran militerisasi LCS, dan merupakan faktor paling berbahaya yang menghancurkan perdamaian di kawasan tersebut.

"Sedangkan AS, demi kepentingan hegemoni maritimnya, justru tidak pernah meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), tetapi malah bertingkah sebagai pembela UNCLOS. Demi kepentingan geopolitiknya, AS juga terus-menerus memprovokasi konflik, memamerkan kekuatan militer, dan menciptakan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan," tambahnya lagi.

Baca Juga: Narasi TV Besutan Najwa Shihab Bongkar Perusak Halte Sarinah, Siapa Mereka?

Mike Pompeo saat bertemu dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi pada Kamis, memuji keberanian Indonesia dalam menolak klaim China terhadap wilayah yang diklaim sebagai bagian dari kedaulatan negaranya, atau kerap dikenal dengan nine dash line (sembilan garis putus-putus).

Halaman:

Editor: Nugroho

Sumber: RRI


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x