Sri Lanka Krisis Ekonomi akibat Tak Mampu Bayar Utang, Rakyat Marah Tuntut Presiden dan Perdana Menteri Mundur

- 15 April 2022, 10:51 WIB
Demonstran merobohkan pagar besi saat mereka mencoba memasuki jalan utama menuju gedung parlemen saat protes terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di dekat gedung parlemen, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 8 April 2022.
Demonstran merobohkan pagar besi saat mereka mencoba memasuki jalan utama menuju gedung parlemen saat protes terhadap Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di dekat gedung parlemen, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 8 April 2022. /REUTERS/Dinuka Liyanawatte

LAMONGAN TODAY - Sri Lanka mengalami krisis ekonomi karena tak mampu bayar utang sejumlah 51 miliar dolar AS (Rp729 triliun, kurs Ro14.300).

Sri Lanka kondisi dalam negerinya bergejolak, stabilitas politik dan ekonomi negara terancam.

Sri Lanka kini menyebabkan rakyat marah dan menuntut Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mundur.

Baca Juga: Terus Desak Pemerintah Turun dari Jabatan, Perdana Menteri Sri Lanka Bersedia Bicara dengan Demonstran

Warga Sri Lanka juga turun ke jalan, menyatakan ketidak puasannya dengan kinerja pemerintah.

Selain Presiden Gotabaya Rajapaksa, rakyat yang murka di tengah krisis bahan bakar dan makanan pun mendesak adik presiden, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa mundur dari jabatannya.

Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa akhirnya mau berbicara dengan para demonstran.

Baca Juga: Pengusaha Mikro UMKM PKL hingga Nelayan bisa Masuk Syarat Penerima BPUM BLT UMKM 2022 Rp600 Ribu Tanpa ATM

"Perdana menteri siap memulai pembicaraan dengan para pengunjuk rasa di Galle Face Green," kata juru bicara kantornya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis, 14 April 2022.

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Arah Kata


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x