Donald Trump dan Joe Biden Hanya Butuh 'Electoral College' untuk Menang di Pilpres AS, Apa Itu?

4 November 2020, 15:38 WIB
Apa itu ‘Electoral College’ di Pilpres AS? Tidak Perlu Menang Mayoritas Suara Penduduk untuk Jadi Presiden /
LAMONGAN TODAY - Di Amerika Serikat, memenangkan mayoritas suara yang diberikan oleh 328.000.000 warganya bukanlah cara seseorang menjadi presiden. Untuk memenangkan Pilpres AS, yang penting adalah suara dalam Electoral College.

Dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, penduduk di negara bagian tidak secara teknis memilih calon presiden.

Mereka memilih perwakilan di Electoral College --para pemilih-- yang sebenarnya merupakan orang-orang yang akan memberikan suara elektoral untuk menentukan presiden di Pilpres AS 2020 ini.

Lalu, apa itu Electoral College dan bagaimana sistem pemilihan AS bekerja? 

Baca Juga: Apa itu ’ Swing State’ di Pilpres AS? Ini Daftar Negara Bagian yang Jadi Medan Pertempuran Trump dan

Electoral College adalah proses yang berasal dari Konstitusi AS. Ini adalah kompromi antara pemungutan suara populer oleh warga dan pemungutan suara di Kongres.

Electoral college merupakan badan formal yang memilih presiden dan wakil presiden Amerika Serikat. 

Jumlah pemilih dari setiap negara bagian harus menyesuaikan dengan jumlah penduduknya.

Selain itu, setiap negara bagian mendapatkan pemilih dengan persentase yang sama dengan anggota parlemen di Kongres AS. Kongres AS berisi perwakilan di DPR dan senator. 

Baca Juga: Astronot NASA Ikut Pilpres AS dari Luar Angkasa, Kok Bisa? Simak Penjelasan Berikut

Dilansir Lamongan Today dari DH News, setiap negara bagian mendapat pemilih atau suara sebanyak jumlah anggota Kongres, ditambah dua senatornya.

Saat ini ada 538 pemilih, tetapi mereka tidak didistribusikan secara merata di 50 negara bagian. 

California memiliki pemilih paling banyak yaitu dengan 55, diikuti oleh Texas dengan 38. Beberapa negara bagian, termasuk Alaska, Montana, dan Wyoming, hanya memiliki tiga suara.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit, Jumlah Harta Trump Berlipat-Lipat Ketimbang Biden: Pengusaha Lawan Politikus

Ketika orang Amerika memilih presiden, mereka benar-benar memberikan suara untuk para pemilih, sesuai dengan prosesnya. Kandidat yang memperoleh mayoritas atau 270 dari 538 suara elektoral memenangkan pemilihan. 

Hasil 270 suara itu akan menjadikan petahana Partai Republik Donald Trump atau dari Partai Demokrat Joe Biden menjabat sebagai presiden selama empat tahun ke depan.

Secara teori, Trump atau Biden hanya harus memenangkan suara pemilihan di 11 negara bagian, California, Texas, New York, Florida, Illinois, Pennsylvania, Ohio, Georgia, Michigan, North Carolina, dan New Jersey.

Meskipun kalah di 39 negara bagian yang tersisa, kandidat masih menjadi Presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Astronot NASA Ikut Pilpres AS dari Luar Angkasa, Kok Bisa? Simak Penjelasan Berikut

Hal lain yang dapat terjadi adalah kehilangan suara populer, tetapi memenangkan Electoral College. Itulah yang terjadi pada pemilu 2016.

Selain itu, jika tidak ada kandidat yang menerima 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menang, DPR akan memilih presiden baru dari tiga kandidat teratas. Wakil presiden kemudian dipilih oleh senat dari dua kandidat teratas.

Baca Juga: Celotehan Donald Trump Nyatakan Perang Untungkan Tentara Bayaran Sakiti Perasaan Militer AS

Hari Pemilu di Amerika Serikat jatuh pada 3 November. Presiden dan wakil presiden yang baru terpilih kemudian dilantik pada 20 Januari.***


 

Editor: Nugroho

Sumber: DH News

Tags

Terkini

Terpopuler