Pejabat Tiongkok Ajak Negara ASEAN Bersekutu Halau AS dari Laut China Selatan

24 Agustus 2020, 21:29 WIB
ILUSTRASI: Berpacu dengan Waktu, AS dan China Balapan Buat Desa di Bulan. /China Daily

LAMONGAN TODAY - Pejabat Tiongkok meminta anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk bekerja sama dengan Beijing terkait posisi baru negaranya di Laut China Selatan.

Berdasarkan salah satu sumber yang mengikuti pertemuan dengan Pihak Tiongkok bersama para diplomat dari 10 negara Asia Tenggara membeberkan alasan Tiongkok menggelar pertemuan tersebut.

"(Pejabat itu) tidak mengatakan kepada siapa Tiongkok ingin menunjukkan kemajuan, tetapi jelas bahwa itu adalah AS," kata salah satu seorang sumber yang mengetahui rincian pertemuan tersebut dari SCMP.

Baca Juga: UGM Sambut Program Teman KIP untuk Kawal Beasiswa KIP Kuliah

Para diplomat ASEAN percaya pertemuan itu menggarisbawahi keinginan Beijing untuk menjaga tetangga Asia lebih dekat ke sisinya dan mendorong Washington keluar.

Pemerintah AS menuduh Tiongkok meningkatkan klaimnya di Laut China Selatan di tengah negara lain sibuk memerangi pandemi virus corona.

Kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan pada Jumat, 21 Agustus 2020 departemen terkait telah mempertahankan 'komunikasi normal' dengan misi ASEAN di Tiongkok.

Baca Juga: Dukung Teman KIP, Ponpes Sunan Pandanaran: Beasiswa Dapat Tepat Sasaran

Tetapi, seperti diberitakan Pikiran Rakyat dalam Konflik Laut China Selatan: Pejabat Tiongkok Minta Negara Anggota ASEAN untuk Bekerja Sama dengannya, mereka belum memberikan penjelasan lebih lanjut.

Selama lebih dari dua dekade, Tiongkok dan negara-negara anggota ASEAN telah membahas potensi kode etik untuk mengelola sengketa teritorial mereka di jalur perairan strategis.

Klaim Tiongkok atas hampir semua Laut China Selatan diperebutkan juga oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan.

Baca Juga: Daftar Harga HP Realme C2, Realme C12, Realme C11, Realme Narzo, Realme 3

Selama KTT ASEAN-Tiongkok pada November 2019, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengumumkan bahwa pembacaan pertama telah selesai dan Beijing mengusulkan jangka waktu tiga tahun untuk menyelesaikan kode etik tersebut di tahun 2021.

Dalam pertemuan pada Kamis, 20 Agustus 2020, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berkunjung ke Hainan dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, mengatakan bahwa Beijing siap bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk memastikan kesimpulan awal dari kode etik Laut China Selatan.

Para ahli regional percaya bahwa kemajuan kode etik menjadi lebih penting dari sebelumnya mengingat meningkatnya tekanan AS dan meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN seperti perselisihan Vanguard Bank dengan Vietnam tahun 2019 lalu, perselisihan dengan Indonesia di Natuna dan baru-baru ini perselisihan tiga arah dengan kapal bor Malaysia dan kapal Vietnam.

Baca Juga: Makin Tua Makin Keren, Ini Lima Potret Terbaru Ari Wibowo

Tetapi masih belum jelas apakah para pihak dapat mencapai tenggat waktu awal tahun 2021 sementara rintangan yang signifikan tetap ada pada cakupan geografis perjanjian, penegakan dan mekanisme penyelesaian sengketa potensial.

Pejabat ASEAN mengatakan untuk melanjutkan pertemuan tatap muka pun sulit saat mereka masih sibuk menangani wabah Covid-19.*** (Pikiran Rakyat)

Editor: Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler