MUI Desak Pemerintah Indonesia Ikut Campur Konflik Rusia-Ukraina: Kepercayaan Jadi Modal, Jangan Berkhianat

5 Maret 2022, 21:29 WIB
Perang Rusia-Ukraina: Apa yang Diketahui Pada Hari Ke-10 Invasi Rusia? /REUTERS/Viacheslav Ratynskyi/Pikiran Rakyat

LAMONGAN TODAY - Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengharapkan pemerintah untuk ikut serta mengupayakan perdamaian dalam konflik Rusia-Ukraina.

"Kepada pemerintah RI, saya sangat berharap peran-peran yang lebih strategis dan taktis dalam ikut serta mengupayakan perdamaian Rusia-Ukraina," kata Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Sebagai sahabat Rusia dan Ukraina, kata dia, Indonesia berpeluang untuk meyakinkan Rusia agar menghentikan serangannya terhadap Ukraina.

Baca Juga: Prediksi Nice vs PSG, Lihat H2H Kedua Tim, Dendam Lionel Messi Dkk di Laga Terakhir

Ia meminta Pemerintah Indonesia duduk bersama Ukraina untuk membahas dan melaksanakan langkah-langkah perdamaian.

"Pengalaman kesepakatan damai yang dilakukan di berbagai negara yang bertikai menunjukkan bahwa trust (kepercayaan) sangatlah penting, jangan ada satupun yang mengkhianati," kata dia.

Indonesia tetap berkomitmen untuk menciptakan perdamaian abadi di manapun sebgaimana dilansir dari Antara.

Baca Juga: Persija Jakarta dan Bali United Sehati Harap Wasit Adil, Selama Ini Berpihak atau Tak Layak?

Karena itu, langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah RI sangat berarti untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina, kata dia.

"Serangan atau agresi militer yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan," kata dia.

Sudarnoto mengatakan korban jiwa dari kalangan sipil yang tidak berdosa semakin banyak, kerusakan infrastruktur juga semakin masif, dan kebutuhan pokok semakin sulit didapatkan di Ukraina.

Baca Juga: Gelar Mubes, SMAN 1 Kedungpring Lamongan Kukuhkan Ikatan Keluarga Alumni

"Semua ini mengancam kehidupan sosial, ekonomi, kesehatan dan juga keamanan," kata dia.

Yang juga pasti, lanjut dia, agresi militer ini akan mengakibatkan masa depan anak-anak semakin suram.

"Tidak terbayangkan, sebuah tatanan dunia ke depan yang seharusnya dibangun berdasarkan kepada prinsip-prinsip keadaban dan ketertiban dunia dan penghormatan yang tinggi terhadap kedaulatan dan kemanusiaan justru masih diwarnai dengan peperangan dan penghancuran," kata dia.

Baca Juga: Vladimir Putin Ingatkan Indonesia Tak Ikut Campur, Urus Saja Minyak dan BPJS Ketenagakerjaan, CEK FAKTANYA

Sementara, Ekonom Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi mengatakan konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak terbatas kepada perekonomian nasional Indonesia,

Karena Rusia dan Ukraina memang bukan negara mitra dagang utama Indonesia.

Walaupun Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina tapi secara agregat Ukraina dan Rusia memang bukan negara mitra dagang utama Indonesia," kata Eric dalam webinar Lab 45 "Konflik Rusia-Ukraina dan Risiko Ekonomi Politik bagi Indonesia" belum lama ini.

Baca Juga: Minyak Goreng Langkah, Alfamart Dikabarkan Bagi-bagi Gratis 1 Kilogram Peringati HUK Ke-22, Cek Faktanya

Di samping itu Rusia dan Ukraina juga bukan investor utama dari FDI (Foreign Direct Investment) maupun investasi saham, obligasi, dan Surat Utang Negara (SUN) di Indonesia.

"Kemudian gangguan terhadap stabilitas pasar keuangan global dan pasar keuangan Indonesia sampai saat ini masih relatif terbatas," jelasnya.

"Dilihat dari sisi permintaan, ekonomi Indonesia memang lebih banyak digerakkan faktor domestik terutama konsumsi rumah tangga," ucapnya.

Baca Juga: Sebut akan Beli Chelsea Setengah Harga dari Roman Abramovich, Connor McGregor Bercanda?

Meskipun demikian, ia mengaku terdapat risiko dampak negatif konflik Rusia dengan Ukraina terhadap perekonomian Indonesia dengan kenaikan harga komoditas energi dan pangan.

"Ini berisiko meningkatkan tekanan inflasi pada ekonomi Indonesia dan memperbesar defisit neraca transaksi berjalan," katanya.***

Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler