Tak Ada Serangan se-Dahsyat Rusia ke Ukraina sejak Perang Dunia II

24 Februari 2022, 20:11 WIB
Serangan Rusia ke Ukraina. /Twitter/ Michael Helmes/

LAMONGAN TODAY - Rusia melancarkan invasi besar-besaran di Ukrania lewat darat, udara dan laut pada Kamis, serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II.

Kekhawatiran Barat tentang kemungkinan meletusnya perang besar kini menjadi kenyataan.

Rudal-rudal Rusia menghujani kota-kota Ukraina. Ukraina melaporkan iring-iringan pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv, Kharkiv dan Luhansk. Pasukan lainnya tiba dari laut di kota-kota Odessa dan Mariupol di bagian selatan.

Baca Juga: Alur Cerita The Meg: Ekpedisi Memusnahkan Hiu Raksasa Megalodon Penghuni Dasar Palung Mariana

Suara-suara ledakan terdengar sebelum dini hari di ibu kota Kiev. Baku tembak terjadi di dekat pelabuhan utama dan suara sirene meraung di kota itu.

Seorang warga di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, kota besar paling dekat dengan perbatasan Rusia, mengatakan jendela-jendela apartemen bergetar akibat rentetan ledakan.

Kota itu diselimuti kepanikan ketika orang-orang berusaha menyelamatkan diri, kata dia, yang minta namanya tidak disebutkan.

Baca Juga: Polandia Sukarela Tampung Korban dari Ukraina

Presiden Ukraina Vladimir Zelenskiy mengatakan pemimpin Rusia Vladimir Putin ingin menghancurkan negaranya.

"Putin baru saja melancarkan invasi skala besar ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter dikutip dari Antara.

"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Sekarang waktunya untuk bertindak."

Baca Juga: Nora Alexandra Sindir Pacar Adam Deni setelah Jerinx SID Dituntut 2 Tahun Penjara

Sedikitnya delapan orang tewas dan sembilan luka-luka oleh tembakan mortir Rusia, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan.

Putin menyatakan dalam pidato di televisi bahwa dia telah memerintahkan "sebuah operasi militer khusus" untuk melindungi orang-orang, termasuk warga Rusia yang telah menjadi target "genosida" di Ukraina, sebuah tuduhan yang dipandang sejak lama oleh Barat sebagai propaganda absurd.

"Dan untuk itu, kami akan berjuang bagi demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina," kata Putin.

Baca Juga: Indonesia Ambil Sikap Respon Perang Rusia vs Ukraina, Ada Prihatin, Mengecam, Diperlukan Upaya Amankan WNI

"Rusia tak bisa merasakan ketenteraman, berkembang, dan eksis dengan ancaman terus-menerus yang berasal dari wilayah Ukraina modern… Semua tanggung jawab atas pertumpahan darah akan ada di hati rezim yang berkuasa di Ukraina," katanya.

Ukraina, negara demokrasi berpenduduk 44 juta jiwa dengan rentang sejarah lebih dari 1.000 tahun, secara geografis adalah negara terbesar di Eropa setelah Rusia.

Ukraina memilih untuk merdeka dari Rusia menyusul pecahnya Uni Soviet dan mengatakan ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Pecah! Indonesia Klaim 138 WNI Dalam Kondisi Aman

Putin, yang membantah berbulan-bulan bahwa dirinya berencana melakukan invasi, telah menyebut Ukraina sebagai kreasi buatan musuh-musuh Rusia –sebuah karakterisasi yang oleh rakyat Ukraina disebut mengejutkan dan palsu.

Presiden AS Joe Biden mengatakan doanya bersama dengan rakyat Ukraina "saat mereka menderita oleh serangan tanpa provokasi dan tak dapat dibenarkan", seraya menjanjikan sanksi berat sebagai balasan.

Dia mengatakan akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin G7.

Baca Juga: Dunia Butuh Indonesia! Berkat Pendekatan Jokowi Rusia Akhirnya Menarik Pasukannya dari Ukraina, CEK FAKTA

Kepala urusan luar negeri EU Josep Borrell juga berjanji untuk memberikan sanksi yang belum pernah dijatuhkan oleh blok itu sebelumnya.

"Ini merupakan salah satu masa paling kelam di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," kata Borrel.

Skala operasi militer Rusia belum diungkapkan, namun Putin mengatakan "Rencana kami tidak mencakup pendudukan wilayah-wilayah Ukraina. Kami tidak akan memaksakan apa pun."

Baca Juga: Nama Bayi Laki Laki dan Perempuan Islam Unik dan Keren, Awalan Huruf E Lengkap dengan Artinya

Saat Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat di New York, Putin mengatakan dia telah memerintahkan militer Rusia untuk melindungi orang-orang dan meminta militer Ukraina untuk menurunkan senjata.

Zelenskiy meminta para pemimpin dunia untuk menjatuhkan semua sanksi yang mungkin terhadap Rusia, termasuk Putin.

Tiga jam setelah Putin mengeluarkan perintahnya, kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah menghancurkan infrastruktur militer di pangkalan udara Ukraina dan melumpuhkan pertahanan udaranya, menurut media Rusia.

Sebelumnya, media Ukraina melaporkan pusat-pusat komando di Kiev dan Kharkiv telah dihantam oleh rudal, sementara tentara Rusia telah mendarat di kota-kota pelabuhan Odessa dan Mariupol.

Baca Juga: Alur Cerita Film Great White, Kisah Bertahan Hidup Menghadapi Hiu Ganas

Seorang saksi mengatakan kepada Reuters dia mendengar tiga suara ledakan yang keras di Mariupol.

Kelompok separatis yang didukung Rusia di wilayah timur mengatakan mereka telah menduduki dua kota kecil, kata kantor berita RIA.

Belum ada komentar dari pihak berwenang di Ukraina.

Baca Juga: Teja Paku Alam Bermain Bagus, Beruntung Miliki Pelatih Kiper Terbaik Ada Mantan Legenda Timnas Indonesia

Rusia mengumumkan pihaknya sedang menutup semua pengapalan di Laut Azov. Rusia mengendalikan selat itu, yang mengarah ke laut di mana pelabuhan-pelabuhan Ukraina, termasuk Mariupol, berada.

Beberapa jam sebelum invasi dimulai, kelompok separatis meminta Moskow untuk membantu menghentikan agresi Ukraina, sebuah klaim yang dinilai AS sebagai progranda Rusia.

Saham-saham global dan obligasi AS terpuruk, sementara dolar dan emas meroket setelah pidato Putin. Harga minyak Brent melonjak melewati 100 dolar per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.

Baca Juga: Lirik Lagu Melepaskanmu dari Rijja Abbas

Antrean orang-orang yang akan menarik uang dan membeli pasokan makanan dan air minum terlihat di Kiev.

Lalu lintas macet di barat kota yang menuju perbatasan Polandia. Negara-negara Barat telah bersiap untuk menghadapi ratusan ribu pengungsi dari Ukraina.

Biden, yang telah menolak mengirimkan pasukan ke Ukraina, mengatakan Putin telah memilih perang terencana yang akan menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan manusia.

Baca Juga: Lirik Lagu Overthinking dari Marion Jola

"Rusia satu-satunya yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat beserta Sekutu dan para mitra akan menanggapi dengan cara bersatu dan tegas," kata Biden, yang berbicara dengan Zelenskiy lewat telepon.***

Editor: Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler