Pecinta Berat Sinetron Kudu Berhati-hati, Kebanyakan Nonton TV Beresiko Stroke Tujuh Kali Lipat

- 24 Agustus 2021, 17:14 WIB
Ilustrasi tv.
Ilustrasi tv. /Free-Photos/Pixabay/Free-Photos

LAMONGAN TODAY - Sebuah studi baru mengungkap terlalu banyak menonton televisi bisa meningkatkan risiko stroke tujuh kali lipat.

Aktivitas ini termasuk dalam perilaku menetap yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Perilaku menetap mencakup sekelompok perilaku yang berbeda, terutama ketika duduk atau berbaring adalah mode postur yang dominan, dan aktivitas fisiknya sangat rendah.

Baca Juga: Lanjutkan Pak Pol! Demo WNA Afganistan Berkerumun Dibubarkan Aparat

Banyak anak-anak tumbuh dengan kelebihan berat badan, dan penelitian menunjukkan ini disebabkan oleh kombinasi faktor makanan dan perilaku menetap.

Penelitian terus-menerus menyoroti hubungan antara ketidakaktifan fisik dan kematian dini serta morbiditas.

Dua perilaku menetap, khususnya, menonton televisi dan penggunaan komputer, menempati peringkat tinggi sebagai faktor risiko 'penyakit duduk', termasuk stroke.

Baca Juga: PDI Perjuangan - Gerindra Bertemu Sepakat Tak Bahas Pilpres 2024, Sekjen; Bukan Kepentingan Politik!

Para peneliti melakukan tinjauan informasi yang berkaitan dengan kebiasaan gaya hidup 143.000 orang dewasa tanpa riwayat stroke, penyakit jantung, atau kanker.

"Waktu menetap adalah durasi aktivitas terjaga yang dilakukan sambil duduk atau berbaring. Waktu luang sedentary adalah khusus untuk aktivitas sedentary yang dilakukan saat tidak bekerja," jelas penulis studi University of Calgary Canada, Raed Joundi seperti dilansir laman Express, Selasa 24 Agustus 2021.

"Penting untuk dipahami apakah terlalu banyak waktu duduk dapat menyebabkan stroke pada individu muda, karena stroke dapat menyebabkan kematian dini atau secara signifikan mengganggu fungsi dan kualitas hidup," sambungnya.

Baca Juga: Survei Fixpoll, Bandingkan Elektabilitas 3 Tokoh Pimpinan Lembaga Legislatif

Catatan rumah sakit peserta dinilai selama 9,4 tahun, untuk mengidentifikasi insiden stroke.

Peneliti melakukan tinjauan paralel terhadap aktivitas menetap dengan mengukur berapa banyak waktu yang dihabiskan partisipan di depan komputer atau menonton TV.

Kelompok itu kemudian dibagi menjadi empat kategori kurang dari empat jam aktivitas menetap sehari, empat sampai enam jam sehari, enam sampai delapan jam sehari dan delapan jam atau lebih sehari.

Baca Juga: Pengritik Dilabeli Tak Nasionalis, AHY: Merekalah yang Hanya Berdiam Ketika Tau Ada yang Keliru di Negeri Ini

"Orang dewasa berusia 60 tahun kebawah harus menyadari bahwa waktu duduk yang sangat tinggi dengan sedikit waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik dapat memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko stroke," tutupnya.***

Editor: Nugroho

Sumber: PMJ News


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x