Harga Emas Melorot 0,75 Persen, Tren Positif Selama 5 Hari Akhirnya Mandek

- 4 Agustus 2022, 10:15 WIB
Harga emas.
Harga emas. /Ilustrasi /Pixabay

Dolar mendapatkan kembali kekuatannya setelah pernyataan beberapa kepala regional Federal Reserve seperti James Bullard dari St. Louis, Mary Daly dari San Francisco dan Loretta Mester dari Cleveland dalam beberapa hari terakhir.

Itu jelas bahwa bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang tetap bercokol di tertinggi empat dekade.

Baca Juga: Incar Dana Rp 77,6 Miliar, Segar Kumala Indonesia (BUAH), Tetapkan Harga IPO Rp 388 per Saham

Kepala Fed San Francisco mengatakan pada Rabu (3/8/2022) bahwa Amerika Serikat dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Jika perlu, karena ekonomi tidak menghadapi risiko 'Resesi Hebat' lainnya.

"Kenaikan 50 basis poin akan masuk akal pada September. Namun, jika kita melihat inflasi berlari kencang ke depan tanpa henti, kenaikan 75 basis poin mungkin lebih tepat," kata Daly dalam pidato streaming langsung yang membahas kuantum kemungkinan kenaikan suku bunga Fed berikutnya.

Baca Juga: PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL) IPO Pekan Depan, Incar Dana Rp 53,07 Miliar

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengurangi daya tarik emas.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Rabu (3/8/2022) semakin mengurangi daya tarik emas.

Indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa-jasa AS dari S&P Global turun menjadi 47,3 pada Juli dari 52,7 pada Juni, lebih tinggi dari 47,0 yang diperkirakan oleh para ekonom.

Halaman:

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah