Benarkah China Targetkan Penduduk Indonesia Tewas dengan Vaksin? Cek Faktanya Di Sini

- 6 November 2020, 07:31 WIB
Benarkah China Targetkan Penduduk Indonesia Tewas dengan Vaksin? Cek Faktanya Di Sini
Benarkah China Targetkan Penduduk Indonesia Tewas dengan Vaksin? Cek Faktanya Di Sini /

LAMONGAN TODAY - Pekan ini, media sosial Indonesia dihebohkan dengan kabar bahwa vaksin dari china menjadi senjata untuk menewaskan 100 juta penduduk Indonesia.

Kabari itu ramai jadi perbincangan warganet Tanah Air. 

Dilansir Lamongan Today dari Antara, Jumat 6 November 2020, narasi itu diunggah oleh  akun Facebook Solid Lawan Covid, pada Oktober 2020.

Baca Juga: Hasil Liga Europa AC Milan vs Lille 0-3, Ini Kata Stefano Pioli

Selain di Facebook, narasi berisi  target kematian 100 juta warga Indonesia oleh China itu juga tersebar pula lewat pesan berantai aplikasi WhatsApp. 

“Hati hati vaksin bisa membunuh jiwa. Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yg mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr," demikian isi narasi yang beredar di whatsapp.

Baca Juga: Hp Realme Ini Harganya Anjlok Jelang Flash Sale 11.11 November : Narzo 20, Narzo 4, realme 6, X3

Tangkapan layar laman Antara
Tangkapan layar laman Antara

Lalu, apakah benar  China menargetkan 100 juta penduduk Indonesia tewas dengan vaksin?

Dari penelusuran Antara hingga Rabu 4 Oktober 2020,  tidak ditemukan satu pun pernyataan resmi yang dimuat media arus utama ataupun sumber resmi lain terkait kabar itu.

Dengan demikian kabar vaksin China digunakan untuk membunuh 100 juta rakyat Indonesia adalah hoaks.

Baca Juga: Tips Staycation Hemat Bertepatan dengan Momen Epic Sale Traveloka

Dilansir dari laman covid-19.gomid, Pemerintah Indonesia tak hanya mengandalkan satu sumber vaksin.

Selain Sinovac dari China, Pemerintah Indonesia juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca, dan Cansino Biologics, serta beberapa perusahaan farmasi lain.

Khusus vaksin Sinovac, vaksin dari China itu telah memasuki uji klinis fase tiga. 

 

Bukan hanya di Indonesia, uji klinis Sinovac juga dilakukan di Turki maupun Brazil.

 

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil Sp AK MM mengatakan tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan dari uji klinis fase tiga vaksin Sinovac hingga saat ini.

 

"Kalau sudah lulus tahap tiga, vaksin bisa digunakan dan diperjualbelikan," kata Kusnandi.

 

Menurut dia, para relawan yang telah mengikuti imunisasi Vaksin Sinovac akan terus dipantau hingga enam bulan ke depan.

 

Kusnandi juga menuturkan dari sekian banyak imunisasi yang dilakukan di Indonesia, kemungkinan terjadi reaksi yang berat seperti pingsan habis diimunisasi sangat kecil, di mana kejadiannya adalah 0,1 sampai satu kejadian dari sejuta orang yang diimunisasi.***

Editor: Nugroho

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x