Menurut Ina, awan Arcus memiliki struktur horizontal yang biasanya terlihat sepanjang front bersama awan Cumulonimbus. Awan Arcus tidak berhubungan dengan kemunculan tornado tetapi dapat mendatangkan hujan atau hujan badai.
Awan itu biasanya terbentuk pada ketinggian dekat permukaan sampai 1,9 kilometer (km).
Arcus berbentuk gulungan panjang secara horizontal biasanya terpisah dari awan induk (Cb), sedangkan awan Arcus datar atau papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan Cb.
Awan Arcus terbentuk jika udara dingin dari dalam sistem badai turun dan menyebar.
Baca Juga: Polda Bali Resmi Tahan Jerinx SID Gara-gara Sebut IDI Kacung WHO
Udara dingin tersebut, kata Ina, menghambat kenaikan massa udara panas, dan ketika udara dingin naik bersamaan dengan udara panas yang lembab, mengalami kondensasi.
Gulungan awan terbentuk karena angin yang berubah. Bagian luar awan nampak halus sementara bagian dalam awan terlihat kasar karena angin yang kuat.
Kemunculan awan Arcus menjadi tanda adanya angin yang kuat akan segera muncul. Baik Arcus berbentuk gulungan maupun Arcus datar merupakan peringatan akan adanya hujan badai.
“Awan tersebut biasanya ditemukan sepanjang pantai, namun bisa juga terbentuk di wilayah bukan pantai,” ucap Ina.(Andriana/Mantra Sukabumi/PRMN)***