Viral Awan Mirip Tsunami di Aceh, Begini Penjelasan LAPAN

- 13 Agustus 2020, 12:25 WIB
Fenomena awan mirip tsunami bukan pertanda gempa, tapi berpotensi angin kencang dan hujan badai.
Fenomena awan mirip tsunami bukan pertanda gempa, tapi berpotensi angin kencang dan hujan badai. /ANTARA

 

LAMONGAN TODAY -  Beberapa waktu lalu,   warga  Aceh digemparkan dengan kemunculan awan yang mirip dengan gelombang tsunami.

Awan pekat berbentuk seperti payung  besar itu menggelanyuti  langit Aceh. Spekulasi dan berbagai penafsiran  masyarakat pun muncul.

Fenomena tersebut kemudian ditanggapi oleh Anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). 

Seperti yang diberitakan Mantra Sukabumi  dalam artikel Viral Awan Mirip Tsunami, LAPAN: Badai Segera Muncul, Rabu, 12 Agustus 2020,   anggota LAPAN Ina Juaeni menyebut awan tersebut bernama Arcus.

Baca Juga: Keutamaan Membaca Al-Quran

Awan tersebut memang mirip gelombang tsunami dan jarang terlihat. Kemunculan awan itu, menurut  Ina merupakan pertanda angin kuat, diikuti badai yang akan segera datang.

Hal itu sampaikan dalam akun media sosial resmi LAPAN, pada Rabu, 12 Agustus pukul 12.31 WIB. Sebagaimana dikutip dari Antara, Ina menjelaskan awan yang sempat membuat heboh warganet tersebut memang muncul dalam beberapa bentuk, terkadang dengan penampakan yang indah, namun sebagian lagi dalam bentuk yang menyeramkan.

Awan tipe itu, menurut salah satu peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN tersebut, sangat jarang ditemuka. Itu  merupakan tambahan, berkembang dan mati tergantung kepada awan induknya.

Baca Juga: Nikmati Wahana Wisata WBL yang Padukan Wisata Alam dan Buatan

Menurut Ina, awan Arcus memiliki struktur horizontal yang biasanya terlihat sepanjang front bersama awan Cumulonimbus. Awan Arcus tidak berhubungan dengan kemunculan tornado tetapi dapat mendatangkan hujan atau hujan badai.

Awan itu biasanya terbentuk pada ketinggian dekat permukaan sampai 1,9 kilometer (km).

Arcus berbentuk gulungan panjang secara horizontal biasanya terpisah dari awan induk (Cb), sedangkan awan Arcus datar atau papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan Cb.

Awan Arcus terbentuk jika udara dingin dari dalam sistem badai turun dan menyebar.

Baca Juga: Polda  Bali Resmi  Tahan Jerinx SID Gara-gara Sebut IDI Kacung WHO

Udara dingin tersebut, kata Ina, menghambat kenaikan massa udara panas, dan ketika udara dingin naik bersamaan dengan udara panas yang lembab, mengalami kondensasi.

Gulungan awan terbentuk karena angin yang berubah. Bagian luar awan nampak halus sementara bagian dalam awan terlihat kasar karena angin yang kuat.

Kemunculan awan Arcus menjadi tanda adanya angin yang kuat akan segera muncul. Baik Arcus berbentuk gulungan maupun Arcus datar merupakan peringatan akan adanya hujan badai.

“Awan tersebut biasanya ditemukan sepanjang pantai, namun bisa juga terbentuk di wilayah bukan pantai,” ucap Ina.(Andriana/Mantra Sukabumi/PRMN)***

Editor: Nita Zuhara Putri

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x