Pecahlah tangis Martaraga dan Tirtawati, berbeda dengan keberangkatan ke medan perang sebelumnya, kali ini mereka begitu berat membiarkannya pergi.
Ranggalawe seakan runtuh jiwanya melihat keduanya menagis. Namun, sudah menjadi tekadnya untuk tetap berangkat apapun yang terjadi.
Martaraga kemudian menceritakan mimpi buruk yang dialaminya. Dalam mimpi itu, keduanya berada di taman untuk memetik bunga, lalu diwadahi dalam keranjang.
Sayangnya, seekor burung gagak tiba-tiba menyambar keranjang itu dan seluruh bunga tersebut jatuh ke tanah dan menjadi serpihan abu.
Ranggalawe terhenyak mendengar mimpi Martaraga. Seakan yang bertaburan itu adalah abu jenazahnya sendiri.
Sadarlah Ia bahwa Tuhan mendengarkan permintaannya untuk mati.
Baca Juga: Netflix: Squid Game Serial Orisinal Tersukses, Baru Tayang 9 Hari Tapi Menjadi yang Terpopuler
Berbeda yang terjadi di rumahnya, Ranggalawe mendapatkan kembali semangatnya, suara gemuruh pasukan menyambut kedatangannya.