Europa Conferece League: Mengenal Kompetisi Kasta Ketiga Baru dari UEFA

- 28 November 2021, 00:54 WIB
UEFA Europa Conference League atau disingkat UECL, dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai Liga Konferensi UEFA
UEFA Europa Conference League atau disingkat UECL, dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai Liga Konferensi UEFA /Instagram/@europaconferenceleague/

LAMONGAN TODAY - Beberapa tahun lalu sempat ramai bahwa UEFA akan menelurkan kompetisi kelas 3 bagi klub-klub Eropa dengan koefisien UEFA rendah.

Hingga tepat pada 2019, kabar tersebut akhirnya diresmikan dengan badan sepakbola tertinggi Eropa bakal meluncurkan kompetisi bernama Europa Conference League, yang akan mulai digelar pada musim 2021-2022.

Kompetisi ini sejatinya sudah dirancang sejak 2015 lalu. Namun, baru resmi diberitakan kembali belum lama ini.

Baca Juga: Top! Dua Wakil Merah Putih Tembus Partai Puncak Indonesia Open 2021

Kabarnya, Europa Conference League akan dimainkan pada Kamis malam, persis seperti kompetisi Liga Europa.

UEFA mengklaim, kalau turnamen ini dapat bertindak sebagai sarana untuk memberi deretan klub dari negara dengan kompetisi berkoefisien rendah kesempatan untuk maju ke tahap berikutnya.

Setelah semua serba-serbi kompetisi tersebut sudah disiapkan, lada tahun 2018, pembahasan akan kompetisi ini semakin intens hingga memunculkan sejumlah keputusan.

Baca Juga: Covid-19 Kembali Mengganas, Menkes Ungkap 19 Kota dan Kabupaten Alami Lonjakan Kasus

Dilaporkan, kompetisi ini bakal melibatkan 184 tim dari 55 negara dan 46 tim yang gugur dari kompetisi Liga Champions Eropa dan Liga Europa.

Pada fase grup, nantinya hanya akan melibatkan sebanyak 32 tim saja. 32 tim tersebut lolos dari tiga jalur, yakni 17 tim dari negara dengan kompetisi berkoefisien UEFA kecil, 5 tim dari Champion Speed atau tim yang tersingkir dari kualifikasi Liga Champions maupun Liga Europa.

Kemudian, 10 slot lajnnya bakal diisi oleh tim yang tersinkir dari playoff Liga Europa.

Baca Juga: Ketua MPR Bambang Soesatyo Alami Kecelakaan Mobil Hingga Hancur, Begini Kondisinya

Dalam hal tim, tim yang memenangkan kompetisi UEFA Conference League berhak atas sati tempat di fase Liga Europa, dengan catatan bila tim tersebut tidak lolos ke kompetisi Liga Champions Eropa di kompetisi domestik.

Seperti yang sudah dijelaskan, di Europa Conference League bakal mengakomodasi kepentingan liga-liga berkoefisien rendah di UEFA.

Dengan rincian 26 juara piala domestik dari asosiasi perkngkat 30 hingga 55 UEFA, 24 Runner-up dari asosiasi peringkat 30 hingga 54 dan 22 tim peringkat ketiga liga domestik asosiasi peringkat 29 hingga 51.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Garut, Sungai Citameng Meluap, Rumah dan Kendaraan Terseret

Mirip dengan Liga Champions Eropa, format kompetisi Europa Conference League akan menempatkan 8 grup dari 4 tim diikuti oleh babak 16 besar perempat final, semifinal, hingga final, di mana laga puncak bakal dimainkan di stadion National Albania.

Stadion tersebut dilaporkan berkapasitas 21.690 penonton. Final akan diselenggarakan pada 25 Mei 2022.

Di mana hal tersebut disampaikan oleh pihak UEFA pada 3 November lalu.

Baca Juga: Kembalinya Tiki Taka, Inilah Kejutan Xavi Hernandes dalam Meracik Squad Barcelona di Laga Debutnya

Dengan digelarnya UEFA Conference League ini, perubahan juga dialami oleh Liga Europa. Jika saat ini fase grup Liga Europa diikuti oleh 48 klub, nantinya kompetisi level kedua itu hanya akan diikuti oleh 32 tim di fase grup.

Total ada 96 tim yang berlaga di kompetisi antar klub Eropa mulai 2021.

Kompetisi ini memang tak ubahnya mirip dengan kompetisi UEFA Nations League yang bahkan mendapat kritikan langsung dari bintang asal Jerman Toni Kroos.

Baca Juga: Dijuluki Tier Neraka, Inilah Ciri-ciri Player Epic di Mobile Legends

Bintang Real Madrid, Toni Kroos merasa bahwa pesepakbola masa kini hanya menjadi boneka yang rigunakan oleh FIFA dan UEFA.

Menurutnya, pemain tidak berdaya dalam diskusi kompetisi seperti Nations League dan kemungkinan kompetisi baru lainnya.

"Pada akhirnya, sebagai pemain, kami hanyalah boneka untuk semua hal baru yang diciptakan oleh FIFA dan UEFA. Tidak ada yang meminta kami," kata Kroos.

Baca Juga: Nyaris Baku Hantam! Arteta Tidak Mau Minta Maaf, Kronologi Ributnya Jurgen Klopp dan Mikel Arteta

Kroos yang membuat penampilan ke-100 untuk tim nasional Jerman pada Oktober lalu, berada dalam skuad untuk pertandingan persahabatan melawan Republik Ceko.

Ia juga masuk kedalam skuad untuk pertandingan Nations League melawan Ukraina dan Spanyol.

Ia menyoroti banyaknya perubahan kompetisi yang digelar oleh federasi sepakbola ealam satu musim, antara lain Nations League atau Piala Super Spanyol di Arab Saudi atau piala dunia antarklub dengan 20 tim atau lebih.

Baca Juga: Selamatkan 3 Juta Jiwa, Polisi Berantas Narkoba, Vonis Mari Pengedar Layak!

Ia merasa bahwa turnamen hanya dirancang untuk menyedot segalanya secara finansial klub dan secara fisik pemain.

Ambisi UEFA untuk menelurkan kompetisi UEFA Conference League, memang tidak bisa dipungkiri dari alasan finansial.

Meski mereka mengatakan bahwa ini akan memberi kesempatan bagi negara dengan koefisien UEFA rendah kesempatan, tetap saja hal ini tidak luput dari masalah keuntungan besar.

Baca Juga: Gempa Tektonik Magnitudo 5,6 di Lait Sulawesi Diakibatkan Subduksi

Sama seperti apa yang dikatakan Toni Kroos, di mana UEFA memiliki ambisi yang dianggap serupa ketika menciptakan kompetisi UEFA Nations League.

Semakin banyaknya kompetisi yang digelar, juga tidak menjamin sebuah klub akan mencalai level tertinggi.

Mereka yang berhadapan dengan tim-tim yang sama lemahnya, tentu tidak serta merta menaikkan level mereka untuk bersaing dengan tim yang sudah terbiasa dengan kompetisi kelas atas.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: YouTube@StartingEleven


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah