Sejarah Tim Ajax Amsterdam, Raksasa Belanda yang Disegani Klub-klub Eropa

21 Februari 2022, 13:54 WIB
Skuad Ajax Amsterdam pada awal berdirinya. /Tangkapan layar /footballhistory.org

LAMONGAN TODAY - Di luar Belanda, tidak banyak tim yang mampu menyaingi sejarah seperti yang dipunyai klub Ajax Amsterdam.

Dengan lebih dari 50 trofi domestik utama dan empat Piala Eropa, Ajax Amsterdam menjadi tim sepakbola paling sukses ketujuh pada abad ke-20.

Ajax Amsterdam pun sudah menjuarai Piala Winners dan Piala UEFA, yang menjadikan mereka sebagai salah satu dari cuma empat tim yang menjuarai ketiga kejuaraan utama UEFA.

Baca Juga: Film 'Fly, Skating Star' Tuai Kontroversi terkait Gambaran Atlet Korea

Dilansir dari laman Football History, Ajax Amsterdam berasal dari Kota Amsterdam pusat Negeri Kincir.

Meskipun populer dengan banyak tempat pusat pelatihannya, Ajax Amsterdam dari 1893 banyak berpindah tempat Stadion, mulai dari Het Veldje (1893-1900), Amsterdam-Noord (1900-1907), Stadion Het Houten (1907-1934), De Meer (1934-1996), Stadion Olympisch (1934-1996), dan Amsterdam Arena (1996-hingga kini).

Pada sejarahnya, tim sepakbola dengan nama asli Amsterdamsche Ajax didirikan pada 1900.

Baca Juga: Sampdoria Vs Empoli, Fabio Quagliarella Cetak Sejarah pada Serie A, Ini Baru Tua-tua Keladi

Tak banyak diketahui, jika nama Ajax tersebut diambil dari seorang tokoh pada mitologi Yunani yang diadopsi oleh pemerintah Amsterdam dalam membuat tim Ajax Amsterdam.

Dengan ciri khas tim itu memakai seragam warna dasar putih dengan garis merah lebar yang didesain pada 1911.

Tidak perlu waktu lama untuk menyebutkan berbagai keberhasilan awal Ajax Amsterdam yang bersamaan dengan kehadiran Jack Reynolds di tim.

Baca Juga: MediaTek Sebut Dimensity 9000 akan Debut pada Seri Oppo Find X5

Pria Inggris legendaris tersebut mengelola tim Ajax Amsterdam sejak tahun 1915 sampai 1947.

Selama waktu itu, Ajax Amsterdam perlahan-lahan tumbuh dengan peran tim terbaik di Belanda, suatu proses yang memuncak bersama era keemasan pertama mereka pada tahun 30-an.

Dengan Reynolds memimpin, Ajax Amsterdam meraih delapan gelar Liga dan dua Piala KNVB (KNVB Beker adalah nama kompetisi dalam bahasa Belanda).

Baca Juga: Momen Ivan Gunawan bersama Ayu Ting Ting Gandeng Bilqis di Pernikahan Syifa, Abdul Rozak Akhirnya Beri Restu

Usai sedikit tenggelam, Ajax Amsterdam kembali ke kancah sepakbola di saat yang nyaris bertepatan dengan diperkenalkannya profesionalisme ke Belanda (1955).

Sedangkan mereka menjuarai dua gelar Eredivisie pada 1957 dan 1960, sekaligus Piala KNVB ketiga mereka pada 1961, hak tersebut lantaran pemilihan Rinus Michels menjadi manajer baru Ajax Amsterdam yang betul-betul menjadi sesuatu yang istimewa.

Dengan Michels menanamkan filosofi “Total Football”-nya yang terkenal dan Johan Cruyff menjadi konduktornya, Ajax Amsterdam memenangkan enam gelar Eredivisie dan empat Piala KNVB.

Baca Juga: Despicable Me 4 Disiarkan 3 Juli 2024

Mereka pun mencetak buku sejarah dengan mengklaim tiga Piala Eropa (Liga Champions) beruntun sejak tahun 1971 sampai 1973, sehingga menjadi salah satu dari cuma lima tim yang sukses mempertahankan gelar.

Juga salah satu dari tak banyak tim yang mempunyai gelar dengan permanen pada koleksi klub Ajax Amsterdam.

Aturannya ialah tim yang menjuarai kejuaraan lima kali secara total atau tiga kali terus-menerus menyimpan trofi.

Baca Juga: Saham Asia Merosot dan Minyak Melonjak Akibat Rusia Akan Serang Ukraina

Total Football Ajax Amsterdam sangat berarti jika semua pemain (kecuali penjaga gawang tentunya) berkontribusi di lapangan dan bisa mengambil alih peran satu sama lain.

Dengan kata lain, seorang defender atau lini pertahanan untuk sementara dapat menjadi pemain pencetak gol dan begitupun sebaliknya, terhadap barisan serang yang dapat ganti bertahan menggantikannya.

Walau itu tidak sama dengan meninggalkan tempat seutuhnya, namun keadaan ini tidak akan membatasi pemain, sebaliknya tumpang tindih merupakan pilihan dan lini pertahanan akan digabung dengan lini tengah yang menjadikan aliran bola lebih cepat dari pemain bertahan ke penyerang.

Baca Juga: Liga Spanyol: Sevilla Ditahan Imbang Espanyol

Akan tetapi, Total Football tidaklah penemuan Ajax Amsterdam sebagai promotor tim raksasa Belanda dari awal.

Seperti biasa, terdapat cikal bakal tim Ajax Amsterdam dan peran tim nasional Hungaria yang disebut-sebut merupakan inspirasi bagi Michels dalam strategi Total Football-nya.

Selama beberapa tahun, Ajax Amsterdam menjadi kekuatan yang menguasai di sepakbola tim Eropa.

Baca Juga: Bawa Image Baru, Geisha Luncurkan 'Impas'

Era ini, yang selanjutnya disebut dengan “Gloria Ajax”, selesai dengan kepergian Johan Cruyff dan Neesken ke Barcelona di 1973 dan 1974.

Mendekati akhir tahun 70-an, Ajax Amsterdam kembali menjadi perhatian usai kembalinya Johan Cruyff, kali ini menjadi pelatih, dan dengan generasi baru anak-anak muda berbakat yang dipimpin oleh Wim Kieft, Frank Rijkaard dan Marco van Basten.

Gaya sepakbola menyerang Ajax Amsterdam yang menarik menjadikan mereka sebagai idola suporter ke mana saja mereka pergi, dan hasilnya tetap bagus seperti biasanya.

Baca Juga: Hujan Ringan Guyur Surabaya

Antara 1977 dan 1987, Ajax Amsterdam meraih enam gelar Eredivisie, empat Piala KNVB dan Piala UEFA pertama dan satu-satunya prestasi mereka.

Munculnya PSV di paruh akhir tahun 80-an dan kepergian Rijkaard dan Van Basten menjadikan tim sedikit menurun, namun Ajax Amsterdam tetap sukses mengakhiri dekade ini dengan meraih gelar Eredivisie pada 1990.

Dengan Louis Van Gaal mengambil alih menjadi manajer baru di musim 1991-1992, ia memberikan filosofi uniknya sendiri pada tim Ajax Amsterdam untuk keberhasilan lebih lanjut mengikuti.

Baca Juga: Hancurkan Malaysia 3-1, Indonesia Jadi Juara Badminton Asia Team Championship 2020, Saat Ini Kembali Final

Meskipun pendekatan pragmatisnya pada sepakbola tidak dihargai oleh para suporter Ajax Amsterdam yang mau menyaksikan klub mereka tampil menyerang.

Ia dengan singkat membuat skuad yang sama sekali baru, mulai dari Edwin van der Sar sampai Dennis Bergkamp menjadi penyerang Ajax Amsterdam.

Selain itu barulah bermunculan pemain terkenal Ajax Amsterdam misalnya Cor van der Hart, Sjaak Swart, Velibor Vasovi, Arie Haan, Johan Neeskens, Johnny Rep, Frank Rijkaard, Jesper Olsen, ​​Ronald de Boer, Stefan Pettersson, Frank de Boer, Edgar Davids, dan Michael Reiziger.

Selanjutnya Clarence Seedorf, Marc Overmars, Jari Litmanen, Nwankwo Kanu, Patrick Kluivert, Dani, Wesley Sneijder, Michael Laudrup, Jesper Gronkjaer, Brian Laudrup, Zlatan Ibrahimovic, dan Jaap Stam, Suarez

Sementara pada rekor tim paling banyak dimainkan adalah Sjaak Swart (603 penampilan) dan pencetak gol terbanyak yaitu Piet van Reenen (273 gol).

Antara 1991 dan 1999, ansambel anak-anak muda berbakat Ajax Amsterdam tersebut menjuarai empat trofi Eredivisie, tiga Piala KNVB, Piala UEFA, dan Liga Champions.

Puncaknya ialah kemenangan Liga Champions pada 1995 usai Ajax Amsterdam menaklukkan AC Milan di final.

Agustus 1996, klub pindah dari De Meer Stadion, yang sudah menjadi markas dari 1934, ke Amsterdam Arena yang mempunyai kapasitas lebih dari dua kali lipat (53.502 kursi).

Dibandingkan pada masa kejayaan mereka sebelumnya, tahun 2000-an terbukti sedikit mengecewakan untuk para suporter tim Ajax Amsterdam.

Dengan bagian terpenting dari klub Van Gaal yang berangkat dari klub dan kebangkitan PSV yang melejit, Ajax Amsterdam terpaksa puas dengan dua gelar Eredivisie dan empat Piala KNVB.

Akan tetapi, pemilihan Frank De Boer menjadi manajer Ajax Amsterdam pada 2010 mengubah semuanya menjadi lebih baik dalam segala aspek, terbukti dengan empat gelar Eredivisie terus-menerus yang diikuti.

Disclaimer: artikel ini telah tayang dengan judul "Sejarah Klub Ajax Amsterdam, Raksasa Belanda yang Disegani Tim-tim Eropa."(Azzam Miftah/Kabar Banten)***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Kabar Banten

Tags

Terkini

Terpopuler