Pengamat Sebut Anas Urbaningrum Akan Balas Dendam, SBY Adalah Sasarannya?

- 11 April 2023, 19:33 WIB
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bebas  hari ini. Ini profil, perjalanan karir politik hingga kasus korupsi yang menjeratnya/antara
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum bebas hari ini. Ini profil, perjalanan karir politik hingga kasus korupsi yang menjeratnya/antara /

LAMONGAN TODAY - Anas Urbaningrum, mantan ketua umum Partai Demokrat yang baru saja bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin, tampaknya tidak mau diam saja menikmati kebebasannya.

Dalam beberapa kesempatan, ia menyampaikan kritik dan sindiran terhadap pihak-pihak yang dianggapnya bertanggung jawab atas kasus korupsi yang menjeratnya.

Salah satu sasaran kritik Anas adalah Partai Demokrat sendiri, yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden ke-6 RI.

Anas menilai bahwa Partai Demokrat saat ini telah kehilangan arah dan jati diri sebagai partai yang berbasis ideologi demokrasi.

Anas juga menyinggung soal koalisi Partai Demokrat dengan partai-partai lain dalam menghadapi Pemilu 2024. Ia menyarankan agar Partai Demokrat tidak menggunakan partai lain untuk menang atau berpindah tangan.

Ia mengatakan bahwa Partai Demokrat harus berani berdiri sendiri dan mengusung calon presiden dari kader sendiri.

Pengamat politik dari Rumah Politik Indonesia, Fernando Ernesto Maraden Sitorus, menanggapi pernyataan-pernyataan Anas tersebut. Menurutnya, Anas mulai menabuh genderang perang terhadap Partai Demokrat dan elite politik lainnya yang dianggapnya sebagai musuh.

 

"Sangat jelas pernyataan tersebut ditujukan pada SBY yang dianggap sebagai pihak yang meminjam tangan KPK untuk menyingkirkannya dari posisi Ketum Partai Demokrat karena kasus korupsi," kata Fernando

"Anas ingin menunjukkan bahwa ia masih eksis dan punya pengaruh di dunia politik. Ia juga ingin membalas dendam kepada pihak-pihak yang telah menjatuhkannya dan menghancurkan karir politiknya," lanjut Fernando.

Fernando menambahkan bahwa Anas juga ingin membangun citra baru sebagai tokoh politik yang bersih dan berintegritas. Ia ingin membuktikan bahwa ia tidak bersalah dalam kasus korupsi yang menjeratnya dan bahwa ia adalah korban dari konspirasi politik.

"Anas ingin membersihkan nama baiknya dan merebut kembali kepercayaan publik. Ia ingin menjadi bagian dari perubahan politik di Indonesia yang lebih demokratis dan berkeadilan," ujar Fernando.

Namun, Fernando meragukan bahwa upaya Anas tersebut akan berhasil. Ia menilai bahwa Anas masih memiliki banyak hambatan dan tantangan untuk kembali berkiprah di panggung politik nasional.

"Anas masih harus menghadapi stigma negatif sebagai mantan narapidana korupsi. Ia juga harus bersaing dengan tokoh-tokoh politik lain yang lebih populer dan berpengaruh. Ia harus membuktikan bahwa ia memiliki visi dan misi yang jelas dan konsisten untuk memajukan bangsa dan negara," tutur Fernando.

Fernando juga mengingatkan bahwa Anas harus berhati-hati dalam menyampaikan kritik dan sindiran terhadap pihak-pihak lain. Ia harus bisa menyampaikan pendapatnya dengan data dan fakta yang kuat dan tidak mengandung fitnah atau provokasi.

"Anas harus bisa menjaga etika dan moral politik. Ia harus bisa berdialog dan berkomunikasi dengan baik dengan semua pihak, termasuk dengan Partai Demokrat dan mantan rekannya. Ia harus bisa membangun jembatan kerjasama dan tidak menciptakan permusuhan," pungkas Fernando.**

Editor: Achmad Ronggo


Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x