Jujurlah Pada Sejarah, Hutan Situkup terletak di Desa Dempes Jadi Tempat Eksekusi PKI?

- 24 September 2022, 15:50 WIB
Ilustrasi sekelumit sejarah sebelum peristiwa G30S PKI hingga Pemilu Pertama di Indonesia.
Ilustrasi sekelumit sejarah sebelum peristiwa G30S PKI hingga Pemilu Pertama di Indonesia. /Tangkapan layar /YouTube PegawaiJalanan

LAMONGAN TODAY - Di Kabupaten Wonosobo, terdapat sebuah hutan bernama Hutan Situkup. Lokasi Hutan Situkup terletak di Desa Dempes, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.

Banyak peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di tempat ini.

Dua cerita yang terjadi di tempat ini yaitu Perang Jawa tahun 1825 hingga 1830 dan peristiwa setelah kemerdekaan.

 

Pada kesempatan tersebut, Om Hao dan Mas Day, sebagai pemandu acara Kisah Tanah Jawa mengenakan pakaian berwarna merah untuk memperingati dua peristiwa berdarah tersebut.

Tempat tersebut berada di Kecamatan Kaliwiro, yang berasal dari dua kata, Kali dan Wiro, yang berkaitan dengan di sekitar tempat itu terdapat pondok pesantren.

Di pondok pesantren tersebut, ada seorang tokoh Kyai yang terkenal yaitu Kyai Awi. Sosok Kyai ini ada hubungannya dengan rangkaian peristiwa tersebut.

 

Pada 1825 hingga 1830, ada seorang Tumenggung yang berkantor di Mataram, Yogyakarta.

Beliau menentang dengan kebijakan-kebijakan pemerintah Kolonial waktu itu. Salah satunya dengan membuat jalan tembus yang menghubungkan Jogja dan Magelang, yang melintasi makam leluhur dari Pangeran Diponegoro.

"Jujurlah pada sejarah," kata Om Hao.

 

Dari kata 'jujurlah pada sejarah' ada kemungkinan sejarah tersebut tertutup atau ditutupi.

Setelah itu, terjadi gejolak Perang Jawa.

Perang Jawa pada waktu itu, Pangeran Diponegoro dibantu banyak Tumenggung-Tumenggung dan juga pengikut setianya.

Di sini ada satu Tumenggung yang ditugaskan menjaga daerah ini. Beliau kemudian diberi nama besar Ki Ageng Selo Manik.

Ki Ageng Selo Manik yang membuka kawasan ini, yang kemudian di beri nama Wanasaba. Karena di masa lampau, tepatnya di Dieng, tempatnya berkumpul para dewa dan juga tempat berkumpul para raja.

Jadi, Wonosobo berasal dari kata Wana artinya hutan dan Sobo artinya tempat bertemu atau bepergian.

 

Kata Selo Manik, Selo itu batu dan Manik itu kilau berlian. Jadi, ada tempat bertapa yang dipergunakan oleh Tumenggung tersebut untuk bertapa waktu itu.

Dalam laku tirakatnya, kemudian beliau bertemu dengan Kyai Awi yang berasal dari Jawa Timur. Mereka bertemu di tempat ini.

Kemudian terjadi perundingan membahas bagaima perang gerilya. Akhirnya dipilihlah tempat ini karena mudah memantau ke bawah.

Kyai Awi memiliki banyak santri yang terkenal memiliki sifat perwira.

Tempat ini heroik pada waktu itu, menjadi tempat pertempuran santri-santri melawan para penjajah Belanda, yang waktu itu terjadi Perang Jawa.

Di tempat ini memakan banyak korban, sehingga dinamakan Kaliwiro.

Perang gerilya rata-rata terjadi pada malam hari. Jadi, waktu serdadu Belanda berhasil dilumpuhkan dengan siasat perang yang luar biasa.

 

Para serdadu Belanda yang memasuki kawasan hutan, dijebak menggunakan santri perempuan yang membawa bungkus nasi, untuk diberikan kepada serdadu.

Ketika bungkus nasi itu dibuka, ternyata isinya lebah. Setelah disengat oleh lebah, pergerakan serdadu tersebut menjadi terbatas yang kemudian dilanjutkan dengan serangan-serangan dari para santri.

Hal inilah yang kemudian membuat tempat ini berdarah.

Selain itu, tempat ini pada sekitar tahun 1960 an, memiliki hubungan dengan salah satu partai terlarang yaitu PKI.

Beberapa tahanan-tahanan yang dianggap anggota PKI tersebut dibawa ke tempat ini untuk dieksekusi.

Jadi, tempat ini seperti kuburan massal dan itu lebih dari satu.

Tempat seperti ini sebenarnya tersembunyi dan tidak banyak orang tahu, karena kejadiannya juga sangat rahasia waktu itu.

Yang mengetahui tempat ini hanyalah orang-orang yang pernah menjadi saksi.***

Editor: Nugroho


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x