Kata Selo Manik, Selo itu batu dan Manik itu kilau berlian. Jadi, ada tempat bertapa yang dipergunakan oleh Tumenggung tersebut untuk bertapa waktu itu.
Dalam laku tirakatnya, kemudian beliau bertemu dengan Kyai Awi yang berasal dari Jawa Timur. Mereka bertemu di tempat ini.
Kemudian terjadi perundingan membahas bagaima perang gerilya. Akhirnya dipilihlah tempat ini karena mudah memantau ke bawah.
Kyai Awi memiliki banyak santri yang terkenal memiliki sifat perwira.
Tempat ini heroik pada waktu itu, menjadi tempat pertempuran santri-santri melawan para penjajah Belanda, yang waktu itu terjadi Perang Jawa.
Di tempat ini memakan banyak korban, sehingga dinamakan Kaliwiro.
Perang gerilya rata-rata terjadi pada malam hari. Jadi, waktu serdadu Belanda berhasil dilumpuhkan dengan siasat perang yang luar biasa.
Para serdadu Belanda yang memasuki kawasan hutan, dijebak menggunakan santri perempuan yang membawa bungkus nasi, untuk diberikan kepada serdadu.
Ketika bungkus nasi itu dibuka, ternyata isinya lebah. Setelah disengat oleh lebah, pergerakan serdadu tersebut menjadi terbatas yang kemudian dilanjutkan dengan serangan-serangan dari para santri.