LAMONGAN TODAY - Kematian Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J akibat ditembak secara sadis oleh Bharada E bersama sang Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, menjadi perhatian dan komentar dari banyak pihak.
Dikutip dari kanal YouTube Studio Aang, Mantan perwira tinggi TNI Ruslan Buton berkomentar pedas soal kasus pembunuhan sadis yang diotaki oleh sang Jendral Ferdy Sambo.
Dimata Ruslan Buton, Ferdy Sambo merupakan jendral yang lebih biadab dari PKI. "Dia lebih biadab dari PKI," ujar Ruslan
Baca Juga: Pemkab Lamongan Fasilitasi 1025 Sertifikat Tanah Lintas Sektor, Jelang Reforma Agraria 2022,
Ruslan lantas membandingkan peristiwa pembantaian para jenderal di tahun 1965. Saat itu jenderal dibantai secara sadis oleh para PKI.
Namun berbanding terbalik, peristiwa di tahun 2022, justru sang jenderal yang membantai ajudannya dengan sadis.
“Peristiwa Tahun 65 para jenderal dibantai secara sadis oleh para komunis. Peristiwa 2022 ini jenderal membantai ajudannya sendiri. Ini sadis dan biadab,” geramnya.
Baca Juga: Karma Ferdy Sambo Akibat Sikap Sombongnya? Rekan Lama Bongkar Semuanya
“Mungkin ada yang tersinggung, Kalau ada yang tersinggung dengan kalimat saya, katakanlah saya berarti itu dia adalah bagian dari kelompoknya sambo” pungkas Ruslan
Menurut Buton, Ferdy Sambo sebenarnya tak layak menyandang pangkat Jenderal bintang dua. Sebab ulah Ferdy Sambo itu mengalahkan seorang bajingan bengis.
“Sambo ini adalah seorang bajingan. Sifatnya tidak sama dengan pangkatnya sebagai seorang Irjen. Dia yang paling pantas adalah seorang bajingan, yang bengis, kejam dan biadab, " tegasnya. ***