Pada dua tahun belakangan ini, kata Presiden Jokowi, industri pers di Indonesia mendapat tekanan yang sangat berat.
Selain dari dampak pandemi Covid -19 namun juga karena disrupsi digital, serta tekanan dari platform raksasa asing yang menggerogoti potensi ekonomi serta pengaruh media-media arus utama.
Kata Presiden Jokowi, perubahan drastis itu menyebabkan sejumlah permasalahan.
Misalnya adanya sumber-sumber informasi alternatif dan tren informasi yang mencari jumlah kunjungan.
Hingga konten-konten yang mencari viral pun bermunculan terus memenuhi kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Keyakinan Tim Bulu Tangkis Indonesia BATC 2022 Lolos Penyisihan Grup, Ambisi Lumat Korea Selatan
Serta masifnya informasi yang menyesatkan hingga cenderung adu domba sampai menyebabkan kebingungan dan bahkan perpecahan.
"Dalam kondisi penuh tekanan ini media-media arus utama harus secepatnya bertransformasi, harus semakin inovatif meningkatkan teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan yang sehat," kata Presiden Jokowi.
Media arus utama, kata Presiden Jokowi, harus dapat memenuhi kanal-kanal dan platform-platform dengan berita-berita baik dan mencerdaskan.