Moeldoko Ingin Bongkar Kematian Covid-19 di RS, Malah Diserbu Dokter, Simak Fakta Sebenarnya

4 Oktober 2020, 19:56 WIB
Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko.* /Antara Foto/Nova Wahyudi./

LAMONGAN TODAY -- Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko tengah ramai diperbincangan publik.

Hal itu ditengarai lantaran Moeldoko mencoba meminta rumah sakit membongkar data kematian pasien akibat Covid-19. Sebab, ia menduga banyak RS manipulasi data demi dapat anggaran pemerintah.

Isu itu mencuat Moeldoko mengadakan pertemuan bersama gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Kamis, 1 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Suka Makan Jengkol Tapi Takut Bau? Ini Cara Menghilangkan Bau Sehabis Makan Jengkol

Dikutip dari Pikiran Rakyat dengan judul 6 Fakta Tuduhan Moeldoko Soal Data Kematian Covid-19: Minta RS Jujur hingga Diserang Para Dokter, berikut fakta lengkap terkait tudingan Moeldoko soal RS yang memanipulasi data kematian pasien Covid-19.

1. Ganjar Pranowo dan Moeldoko Minta RS Jujur Soal Data Kematian Pasien

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dok. Humas Pemprov Jateng

Dalam upaya menghindari keresahan di kalangan masyarakat, Ganjar dan Moeldoko mengimbau pihak RS mengambil sikap jujur terkait data-data pasien meninggal di masa pandemi virus corona baru (Covid-19).

Baca Juga: Link Live Streaming  Bayern Munchen vs Hertha Berlin, Pukul 23.00 WIB

"Tadi saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian pasien itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

2. Moeldoko Ingin Bongkar Banyak RS Permainkan Vonis Covid-19 demi Anggaran Pemerintah

Moeldoko menjelaskan, dirinya berniat melakukan diskusi dengan Ganjar untuk membicarakan hal-hal terkait penanganan Covid-19 serta isu yang sedang muncul saat ini.

Baca Juga: Rumah Sakit Dituding Mengcovidkan Pasien, Dokter Ramai-ramai Serang Eks Panglima TNI Moeldoko

Dirinya menganggap bahwa banyak RS yang mendefinisikan korban meninggal akibat kecelakaan, namun disamakan dengan pasien yang tewas karena Covid-19 meski tidak didiagnosis terpapar virus.

"Ini perlu diluruskan agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," ujarnya.

3. Ganjar Pranowo Minta Data Kematian Pasien Terverifikasi

Kemudian Ganjar menegaskan, untuk mengantisipasi hal tersebut dirinya telah melaksanakan rapat dengan pihak RS yang menjadi rujukan Covid-19 di Jateng.

Baca Juga: Link Live Streaming MU VS Tottenham, Laga Big Match Penuh Gengsi

Dirinya memutuskan agar data-data kematian yang akan dipublikasikan untuk terlebih dahulu terverifikasi.

"Seluruh rumah sakit di mana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan 'statement' keluar," ujarnya.

4. IPW Sarankan Polri Bongkar Mafia RS

Tak hanya Ganjar dan Moeldoko, Indonesia Police Watch (IPW) pun ingin Bareskrim Polri berupaya membongkar mafia-mafia RS yang mencari untung di masa pandemi seperti ini.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Nobody Wanna See Us Together’ – ‘Don’t Matter’ – Akon Lengkap dengan Terjemahan

"Segera bongkar mafia rumah sakit yang memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk meraih keuntungan dengan cara meng-Covid-kan orang sakit yang sesungguhnya tidak terkena Covid-19," tutur Ketua Presidium IPW Neta S. Pane dalam keterangan tertulisnya.

5. Keterlambatan Data Kematian

Ganjar menambahkan bahwa dengan adanya verifikasi terlebih dahulu, maka data kematian berkemungkinan akan terlambat. Meski demikian, hal itu dinilai lebih baik dibandingkan ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi.

Baca Juga: Kondisi Donald Trump Dikabarkan Kritis, Eric Trump : Kenangan yang Tidak Akan Saya Lupakan

"'Delay' data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," tambah Ganjar.

6. Dokter Ramai-ramai Sentil Moeldoko

Atas hal tersebut, banyak dokter yang menyentil Moeldoko terkait pernyataannya, salah satunya dari spesialis jantung, dr. Berliana Idris sebagaimana dikutip dari Warta Ekonomi dengan sindikasi konten dari Rakyat Merdeka.

Baca Juga: Link Live Streaming MU vs Tottenham, Laga Diprediksi Panas

"Tudingan bahwa RS meng-Covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara," tulis Berliana lewat akun Twitter @berlianidris.

Komentar lain juga disampaikan oleh spesialis paru di RS Persahabatan, Erlina Burhan. Dirinya mengatakan tidak ada alasan dokter memanipulasi data pasien meninggal dunia.

"Dokter tidak akan menulis diagnosis Covid-19 kalau tidak ada bukti, buat apa dokter meng-covid-kan pasien?" tuturnya.***(Pikiran Rakyat)

Editor: Nugroho

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler