LAMONGAN TODAY -- Aktivis sekaligus tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma, buka suara terkait pernyataan Putri Presiden RI Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri.
Lieus menilai pernyataan budayawan, Sukmawati yang menyebut Partai Komunis Indonesia (PKI) dahulu menganut Pancasila.
Lieus menuding Sukmawati telah mempermalukan keluarga Presiden Soekarno.
Baca Juga: Diisukan Gara-Gara Putar G30S PKI, Moeldoko Bongkar Alasan Pencopotan Gatot Nurmantyo
Menurut Lieus, komunisme adalah ideologi internasional dan jelas bukan Pancasila.
"Masak komunisme berideologi Pancasila, aneh-aneh aja, itu kan jelas keliru. Komunisme kan ideologi internasional," ujarnya, seperti dikutip, RMOL dari Warta Ekonomi pada Kamis (1/10).
Lanjutnya, ia mengaku prihatin atas ucapan Sukmawati.
Baca Juga: Dewi Tanjung Sebut KAMI Kepanjangan dari KAMI, Kelompok Aki-aki Merana Indonesia
Menurutnya, Sumawati telah mempermalukan trah Soekarno sebagai pendiri bangsa, yang juga penggali Pancasila.
Karena itu, dia berharap Sukmawati lebih berhati-hati dalam menyampaikan argumentasi.
"Sukmawati harusnya lebih hati-hati lah dia kan menyandang gelar Soekarnoputri. Itu kan sama saja mempermalukan trah Soekarno kalau bilang komunisme berideologi Pancasila," katanya.
Baca Juga: Amien Rais Buat Partai Baru, Namanya Partai Ummat
Terlebih, sambung dia, konsep Nasakom dulu itu beda dengan Pancasila.
Diketahui, Sukmawati menyatakan dari informasi yang diterima dari tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak menolak ideologi Pancasila.
Bahkan, ia menyebut PKI dulu juga menganut ideologi Pancasila.
Baca Juga: Awas La Lina Berujung Bencana, BNPB Minta Masyarakat Waspada
"Menurut senior tokoh PNI yang memberikan info atau ilmu, mereka mengatakan PKI tak menolak Pancasila. PKI ideologi apa sih? Ideologinya Pancasila. Itu dari tokoh senior yang sudah tak ada. Jadi kenapa jadi masalah," ujar Sukmawati dalam acara ILC.***(Warta Ekonomi)
Disclaimer: Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Warta Ekonomi. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.