LAMONGAN TODAY – Gunung Merapi erupsi lagi, BPPTKG beberkan potensi bahaya yang mengancam, masyarakat wajib waspada.
Gunung Merapi erupsi lagi pada hari Sabtu, 11 Maret 2023 kemarin.
Bahkan menurut BPPTKG erupsi ini merupakan yang terbesar kedua setelah tahun 2021.
Agus Budi Santoso yang merupakan Kepala BPPTKG menginfokan jika rentetan awan panas guguran tercatat sebanyak 24 kejadian.
Guguran awan panas sebanyak 24 kali kejadian ini terjadi pukul 12.12 hingga 16.00 WIB.
Terang saja terdapat potensi bahaya pada erupsi Gunung Merapi kali ini.
Masyarakatpun wajib waspada terhadap potensi bahaya yang timbul pada erupsi Gunung Merapi kali ini.
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya.
Baca Juga: Wajib Waspada, BPPTKG Sebut Erupsi Gunung Merapi Kali Ini Jadi Salah Satu yang Terbesar
Guguran lava kali ini meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.
Sedangkan disektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
Adapun lontaran abu vulkanik bila terjadi letusan eksplosif bisa menjangkau radius sekitar 3 kilometer dari puncak.
"Ini berdasarkan pemodelan dari kubah lava sebesar sekitar 3 juta meter kubik di tengah kawah dan sekitar 1,7 juta di barat daya," kata Agus Budi.
Mengingat bahaya ini, BPPTKG meminta agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam area potensi bahaya ini.
Sugeng Mujiyanto yang menjadi Kepala Badan Geologi menambahkan jika pada saat ini upaya evakuasi belum diperlukan.
Hal ini lantaran jarak luncur awan panas guguran yang masih belum melebihi rekomendasi daerah potensi bahaya dari BPPTKG.
Namun ia meminta agar masyarakat bisa mempersiapkan diri dengn baik.
"Terkait dengan evakuasi, apakah imbauan evakuasi, saat ini belum. Siap-siap saja, mempersiapkan diri dengan baik. Waspada dan tenang yang penting," katanya.
Sugeng menyebutkan jika pemantauan aktivitas Gunung Merapi akan terus berlanjut.
Pasalnya untuk saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi tersebut terbilang masih tinggi.
"Kita pantau lagi aktivitas Merapi ini dari sisi berbagai macam perameter, baik itu kegempaan dalam atau dangkal," ujar Sugeng.***