Jelang 1 Abad NU, Ini Pesan KH Hasyim Asy'ari Kepada Santrinya : Santri Jangan Kebanyakan Jajan

17 Januari 2023, 12:16 WIB
Jelang 1 Abad NU, Ini Pesan KH Hasyim Asy'ari Kepada Santrinya : Santri Jangan Kebanyakan Jajan /

LAMONGAN TODAY - Di sebuah dusun yang tenang dan damai, bernama Brunosari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tinggal seorang kakek berusia hampir seabad. Ia merupakan sedikit di antara murid langsung Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari–sang pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia–yang kini masih tersisa

Dikutip dari Laman NU Online, Sosok kakek tersebut bernama KH Abdurrahman Bajuri, lahir tahun 1921, dan masuk Pesantren Tebuireng tahun 1938 sampai keluar pas zaman kemerdekaan (1945). 

Namun beliau sempat berhenti setahun, pulang, ketika Jepang masuk,” ujarnya, mengenang masa silam.

KH Abdurrahman Bajuri bercerita tentang sosok Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

“Kiai Hasyim itu orangnya sabar, tak pernah marah. Kalaupun harus marah karena ada santri yang berbuat kesalahan, beliau marah sambil tersenyum,” tutur Kyai Bajuri.

Baca Juga: 11 Link Twibbon Peringatan Harlah 1 Abad NU, Desain Keren Bisa Dipakai Gratis! Ini Cara Pakainya

Pada awalnya, Kiai Hasyim setiap Pon (salah satu nama lekatan hari dalam penanggalan Jawa– pen) pergi ke pasar untuk jualan sapi, ngajinya libur. Sampai-sampai, kalau libur, santri-santri menamainya dengan istilah Pon. Namun ketika saya disana, Kiai Hasyim sudah kaya, mobilnya sudah dua. Padahal ketika itu orang Jawa masih jarang yang punya mobil,” terang Kiai Abdullah.

“Uang beliau pun banyak, seakan datang sendiri tiap kali panen. Uangnya belum seperti sekarang, tapi berbentuk koin, ditaruh di kaleng-kaleng. Uang-uang itu, yang menghitung sekitar lima santri, dihamparkan di serambi rumah ketika dihitung. Saya melihatnya sendiri. Beliau sukses dalam bertani gabah, jagung dan ketela. Santri, jika ingin, tinggal ambil sendiri,” kenangnya.

Pesan-pesan Mbah Hasyim

KH Abdurrahman Bajuri juga menyampaikan beberapa pesan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Diantara pesannya kepada para santri adalah himbauan untuk tidak kebanyakan jajan dan makan. “Koe ning kene lak ngaji, luru ilmu. Nek balik lak ditakokke. Ngerti yo? (Kamu di sini ngaji, menuntut ilmu. Ketika pulang kan akan ditanyakan. Tahu ya maksud saya?” ungkapnya, menirukan nasihat Kiai Hasyim. 

“Beliau juga sering berpesan, ‘Nek moco kitab ati-ati, sing ngarang sinten (Kalau baca kitab hati-hati, lihat siapa pengarangnya)’”, imbuhnya. Pesan ini nampak sederhana, namun masih sangat relevan sampai sekarang, dimana banyak orang (ter) sesat karena membaca tulisan di internet, buku atau kitab yang salah, tergiur judul atau sampulnya, lebih-lebih tak ada arahan dari guru. 

Ada lagi, ”Kowe suk luruo duit nggo ngangkat derajat agomo, ojo agomo nggo luru duit (kamu kelak carilah uang untuk mengangkat derajat agama, jangan jadikan agama untuk mencari uang)”. Dewasa ini, kita tentu banyak menyaksikan wanti-wanti Kiai Hasyim ini, dimana industri motivasi, spiritual dan ayat-ayat tumbuh bak jamur di musim hujan. 

Baca Juga: Marak Terjadi KDRT, Mulai Dari Ferry Irawan - Venna Melinda, Inilah Deretan Kasus KDRT Di Kalangan Para Artis

Di Berbagai kesempatan, menurut beliau, Kiai Hasyim juga sering berpesan untuk senantiasa takut, bertaqwa kepada Allah. Terakhir, pesan yang masih direkam oleh beliau, sosok yang diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Bung Karno itu berpesan, “Sregepo nuduhke wong-wong marang barang kang mbejaake dunyo lan akhirat (jadilah orang yang memberitahukan orang lain pada hal-hal yang memberi kemanfaatan di dunia dan akhirat)”.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: NU Online

Tags

Terkini

Terpopuler