Strategi untuk Memotivasi ASN Kementerian PANRB Teruskan Pendidikan

5 Februari 2022, 22:35 WIB
Ilustrasi ASN /@Pixellab/

LAMONGAN TODAY - Meneruskan pendidikan ketika sudah menjadi abdi negara banyak menimbulkan polemik tersendiri. Perlu dorongan lebih kuat dari dalam diri dan dukungan dari orang-orang sekeliling sekaligus instansi yang dinaungi agar bisa meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Mengetahui hal itu, Kementerian PANRB menyelenggarakan kegiatan knowledge sharing bersama para pegawai yang sudah menuntaskan tugas belajar. Kegiatan itu pun bertujuan sebagai knowledge management yang penting dilaksanakan untuk menjadi lembaga berkelas dunia.

“Agar bisa menginformasikan baik itu disertasinya, dukungan terhadap kerja di Kementerian PANRB, pengalaman sukses S2-S3 seperti apa, maupun tips agar ASN lain berhasil ikut seleksi beasiswa seperti LPDP yang dibuka. Tentu dengan catatan harus sesuai dengan HDCP Kementerian PANRB,” ujar Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Hukum (SDMOH) Sri Rejeki Nawangsasih saat membuka kegiatan Knowledge Sharing Pegawai Pasca-Tugas Belajar, secara virtual, seperti dikutip Lamongan Today dari laman resmi panrb, Sabtu, 5 Februari 2022.

Baca Juga: Berbagi Poin dengan Madura United, Persela Lamongan Belum Beranjak dari Zona Degradasi, Harus Tetap Semangat!

Acara itu mendatangkan tiga pegawai Kementerian PANRB yang sudah menyelesaikan program magister dan doktornya di banyak universitas luar negeri. Di antaranya Ceria Oktora, Perencana Pertama di Sekretariat Kementerian PANRB. Menurutnya, persiapan yang matang merupakan kunci dalam mendapat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Persiapan adalah kunci. Terutama harus mempersiapkan bahasa karena itu yang akan membuat kita bertahan di sana,” imbuh wanita yang mendapat gelar masternya di Universitas of Bristol, Inggris.

Gigih dan pantang menyerah merupakan dua hal yang penting dipunyai para pejuang beasiswa, sebab persiapan diri itu meliputi mengerjakan bermacam riset dan mendaftarkan diri ke universitas yang diinginkan.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti, Dedi Mulyadi hingga Ridwan Kamil Diharapkan Berpasangan dengan La Nyalla di Pilpres 2024

Selain mencari topik untuk pengajuan penelitian yang akan dipelajari, para pencari beasiswa pun direkomendasikan agar mengerjakan riset sebelum mendaftar beasiswa.

Meliputi mencari tahu dengan komprehensif mengenai beasiswa yang ada, jurusan dan perguruan tinggi yang diinginkan, sampai biaya hidup yang ditanggung.

Sementara itu, juga dibutuhkan motivational letter yang ‘menjual’ supaya berpeluang menjadi penerima beasiswa itu.

Baca Juga: Penjualan Hyundai Merosot, Alasannya Bukan Daya Beli Menurut Akibat Covid-19, Melainkan Kurang Chip Global

“Buat personal statement yang to the point, apa dan bagaimana ilmu yang kita dapatkan nanti dapat digunakan di kemudian hari,” tambahnya.

Perjuangan panjang untuk dapat meneruskan pendidikan itu tidak berhenti sampai disitu. Ia pun harus menghadapi pandemi di negeri rantau dan melihat teman-teman seangkatannya mendapatkan rasisme karena mewabahnya Covid-19 di Inggris. Akan tetapi begitu, pihak kampus terus menjaga mahasiswa dan mengatasi hal itu usai bekerja sama bersama kepolisian setempat.

Sebagai mahasiswa program magister di luar negeri pada masa pandemi pun dialami oleh Risza Damayanti, Analis Kebijakan Pertama di Sekretariat Kementerian PANRB. Belajar melalui daring lewat aplikasi Zoom tidaklah hal yang terdapat pada bayangannya sebelumnya.

Baca Juga: Thariq Halilintar Minum 'Racun', Fuji: Sumpah Demi Apapun Aku Usir Kamu!

“Yang berbeda hanya proses belajarnya. Load belajarnya masih sama, tetap ada kuliah, seminar mingguan, dan tugas mingguan,” ungkap lulusan magister di University of York, Inggris di tahun 2021 kemarin itu.

Selain itu, Mas Pungky Hendrawijaya yang juga memperoleh gelar doktornya di Curtin University, Australia, ikut membagikan pengalamannya mengerjakan tugas belajar. Selama berkuliah di jurusan Business Law, ia diwajibkan mendatangi sejumlah konferensi internasional dan mempresentasikan hasil risetnya pada acara itu. Publikasi hasil riset pada jurnal internasional pun merupakan prasyarat supaya dapat lulus dari universitas yang berlokasi di Perth itu.

Untuk mempersiapkan riset proposal, Mas Pungky merekkmendasikan agar menyiapkan topik yang spesifik.

Baca Juga: Di Tengah Badai Covid-19, SF9 Inseong Jalani Wajib Militer

“Pilih topik yang spesifik, bukan yang bombastis. Akan lebih bagus jika dikaitkan dengan tugas sehari-hari di Kementerian PANRB,” pungkasnya.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Kementerian PANRB

Tags

Terkini

Terpopuler