LAMONGAN TODAY - Belakangan ini dunia pendidikan pesantren di ramaikan dengan kasus penganiayaan santri hingga meninggal di Pondok Pesantren Gontor.
Kasus ini menjadi viral lantaran orang tua korban mengadukan hal tersebut ke pengacara kondang Hotman Paris.
Adapun Peristiwa penganiayaan bermula saat korban AM mengikuti kegiatan Perkemahan Kamis Jumat (Perkaju) Ponpes Gontor, pada 18-19 Agustus 2022.
Menyikapi hal tersebut, Tokoh ulama Bali turut bersuara, menurutnya Tidak Ada Pesantren Yang Mendidik Santrinya Dengan Kekerasan
Baca Juga: Profil Letjen Anumerta R. Suprapto, Pahlawan Revolusi Korban G30S/PKI
Dikutip LamonganToday.com dari laman Facebook Baginda Ali New, berikut pernyataan lengkapnya
Tidak Ada Pesantren Yang Mendidik Santrinya Dengan Kekerasan.
Pekan ini media sosial digemparkan dengan kabar terjadinya kekerasan fisik yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang santri yang terjadi di pondok pesantren di salah satu Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Sebelumnya dalam beberapa bulan lalu publik juga pernah disuguhi dengan pemberitaan di media tentang kasus kekerasan seksual yang terjadi di salah satu lembaga pendidikan keagamaan di Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Pesantren sejak dahulu jauh sebelum negara ini merdeka dari penjajah yang mana kolonial telah mewariskan pendidikan klasikal yang bisa kita lihat sampai hari ini bahkan di jaman kerajaan sebelum kolonial tersebut datang ke bumi pertiwi, Pondok Pesantren telah dikenal sebagai tempat yang paling nyaman dan paling cocok untuk menuntut ilmu di jamannya dan berkembang sampai sekarang. Apalagi setelah Pondok Pesantren saat ini telah berhasil bertransformasi diri dengan mengakomodir pendidikan umum di dalamnya di samping pendidikan agama sehingga pendidikan umum luar pesantren telah bisa dinikmati oleh anak anak santri yang ada di dalam Pondok Pesantren di samping pendidikan agama sebagai pendidikan prioritasnya.