Sejarah Pagar Nusa, Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang Sempat Bentrok dengan PSHT di Banyuwangi

- 12 Maret 2022, 10:07 WIB
Pagar Nusa
Pagar Nusa /Instagram/pagarnuaa_banyuwangi/

Musyawarah berikutnya diadakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 3 Januari 1986.

Musyawarah ini menyepakati susunan Pengurus Harian Jawa Timur yang merupakan embrio Pengurus Pusat. Gus Maksum dipilih sebagai ketua umumnya.

Nama organisasi yang disepakati dalam musyawarah tersebut adalah lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang disingkat IPS-NU yang kemudian sekarang menjadi PSNU. 

Baca Juga: Rincian Laporan Bentrok Pagar Nusa vs PSHT Banyuwangi Sebelum Berdamai, Libatkan Ratusan Massa

Ketua PWNU Jawa Timur KH Anas Thohir kemudian mengusulkan nama Pagar Nusa. Nama “Pagar Nusa" berasal dan KH Mujib Ridlwan dari Surabaya, putra dari KH Ridlwan Abdullah, pencipta lambang NU.

KH Suharbillah mengusulkan lambang untuk Pagar Nusa, yaitu segi lima yang berwarna dasar hijau dengan bola dunia di dalamnya.

Di depannya terdapat pita bertuliskan “Laa ghaliba illa billah” yang artinya ”tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah”. 

Baca Juga: Bentrok Pagar Nusa vs PSHT, Bupati Minta Tak Terprovokasi: Mari Jaga Keamanan Banyuwangi

Lambang ini dilengkapi dengan bintang sembilan dan trisula sebagai simbol pencak silat.

Sedangkan kalimat ”Laa ghaliba illa billah” merupakan usul dari KH Sansuri Badawi untuk mengganti kalimat sebelumnya, yaitu ”Laa ghaliba ilallah”.

Halaman:

Editor: Nugroho

Sumber: NU Online


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah