Terus Desak Pemerintah Turun dari Jabatan, Perdana Menteri Sri Lanka Bersedia Bicara dengan Demonstran

- 15 April 2022, 10:26 WIB
Unjuk rasa di Sri Lanka.
Unjuk rasa di Sri Lanka. /Reuters/Dinuka Liyanawatte/

“Jika pengunjuk rasa siap bahas proposal mereka untuk menyelesaikan krisis bangsa saat ini, maka perdana menteri siap mengundang perwakilan mereka untuk berunding,” ujarnya lagi.

Banyak dari demonstran yang sampai berkemah di tempat demo, dengan jumlah semakin bertambah pada beberapa hari ini.

Baca Juga: UPDATE Harga Kurma Terbaru 2022, Bisa Diolah Jadi Kue Atau Hidangan Sahur dan Buka Puasa

Warga dengan memaksa bermalam dan bertahan di sana, serta mengatakan cuma akan pergi apabila duet Rajapaksa mengundurkan diri.

Rumor lebih tak terkontrol, ketika aliansi oposisi utama, Samagi Jana Balawegaya (SJB) menyebut presiden dan perdana menteri cuma mempunyai waktu seminggu untuk turun.

Apabila tidak, oposisi mengancam akan memberikan mosi tidak percaya di depan parlemen terhadap kedua pimpinan Sri Lanka tersebut.

Baca Juga: 10 Status Lucu dan Kocak Bulan Ramadhan, Bisa Bikin Kamu Ngakak Kebangetan

“Stabilitas politik adalah prasyarat untuk pembicaraan IMF. Rakyat tidak percaya pada pemerintahan ini,” kata Penyelenggara Nasional SJB, Eran Wickramaratne.

Wickramaratne menegaskan pemerintah lebih baik menyerah dan lengser, karena suara oposisi lebih dari cukup untuk 'menghabisi' mereka di parlemen.

Sementara itu, pemerintah mengklaim mereka menguasai mayoritas pada 225 anggota parlemen. Pertemuan sudah diagendakan minggu selanjutnya.

Halaman:

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah