Pastikan Pemulihan Ekonomi Global, Biden Desak Negara G20 Penghasil Energi Tambah Produksi

- 31 Oktober 2021, 15:53 WIB
Joe Biden Presiden AS
Joe Biden Presiden AS /Tangkapan layar Instagram/@joebiden

LAMONGAN TODAY - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendorong negara-negara G20 penghasil utama energi agar menambah produksinya untuk memastikan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat.

Dorongan itu diungkapkan Biden sebagai bagian dari usaha luas untuk memaksa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya agar menambah kiriman minyak.

Dengan melambungnya harga minyak dan gas, sejumlah negara penghasil energi di antaranya Rusia dan Arab Saudi belum cukup menambah produksi untuk mencukupi keperluan sebagian besar negara sebagai konsumen energi dan takut dengan kekurangan energi dan inflasi.

Baca Juga: Ini 8 Gerakan GYM Khusus Pemula dari Maria Vania, Bisa Dilakukan di Rumah

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kecemasan itu melalui suatu wawancara dengan surat kabar Financial Times.

Macron mendorong pemerintah negara-negara G20 untuk meningkatkan "visibilitas dan stabilitas harga" yang lebih baik untuk mencegah ancaman yang mengacaukan pemulihan ekonomi global pascapandemi.

Harga gas alam yang melonjak, dengan tolok ukur Eropa bertambah hampir 600 persen tahun ini, ditunjang dengan persediaan gas yang rendah dan permintaan yang membengkak.

Baca Juga: Sinopsis Film Amityville The Awakening: Seorang Pria Bunuh Keluarganya akibat Dorongan Suara Misterius

Usai sesi G20, salah satu pejabat senior pemerintah Amerika Serikat menyebutkan bahwa negara-negara konsumen energi mulai membicarakan usaha yang bisa mereka lakukan apabila OPEC dan mitranya tidak berproduksi optimal.

"Kita harus dapat berbicara secara pribadi dengan para mitra untuk memikirkan cara apa yang kita miliki untuk menangani persoalan ini jika OPEC-plus tidak meningkatkan produksi," kata pejabat itu kepada wartawan di Roma, seperti dikutip Lamongan Today dari Financial Times, Minggu, 31 Oktober 2021.

Negara pengirim gas alam utama ke Eropa, Rusia, dan perusahaan raksasa energinya Gazprom tengah didesak agar berusaha lebih optimal untuk menurunkan harga di pasar.

Baca Juga: Film Army of The Dead dari Zack Snyder: Aksi Horor Berkisah tentang Pencurian di Las Vegas Pasca-apokaliptik

"Ini adalah waktu yang sulit bagi ekonomi global, dan yang penting adalah pasokan energi global memenuhi permintaan energi global," kata pejabat senior AS lainnya menjelang pertemuan G20.

"Ada beberapa produsen energi utama yang memiliki kapasitas cadangan, dan kami mendorong mereka untuk menggunakannya untuk memastikan pemulihan (ekonomi) yang lebih kuat dan berkelanjutan di seluruh dunia," katanya.

Pejabat itu mengungkapkan para pemimpin G20 tidak akan secara khusus menyasar OPEC, yang melingkupi Arab Saudi, atau menetapkan sasaran apa pun pada produksi energi.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Mengharapkanmu' oleh Ungu: Senyummu Indah di Mataku

Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir ke Roma untuk mendatangi konferensi tingkat tinggi (KTT) G20.

Komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak di awal Oktober membuat ketegangan baru mengenai pipa gas bawah laut Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, yang sudah lama ditentang Washington, dan saat ini menanti izin dari regulator Jerman.

Novak mengungkapkan pemberian izin pipa (Nord Stream 2) bisa membantu menyelesaikan masalah kekurangan energi di Eropa. Akan tetapi, hal tersebut malah dinilai sebagai usaha Rusia untuk memaksa Eropa supaya menyetujui Nord Stream 2.

Baca Juga: Adiezty Fersa Menjadi Sasaran Amukan Gegara Gilang Dirga, Nitizen: Kelakuan Makin Gak Karuan

Komentar Novak juga memacu kekhawatiran bahwa Rusia sudah gagal menambah produksi gasnya yang kini dikirim lewat pipa berbasis darat.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Financial Times


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x