Korut Kembali Beraksi Operasikan Reaktor Untuk Produksi Plutonium Senjata Nuklir, IAEA: Itu Sangat Meresahkan

- 30 Agustus 2021, 09:48 WIB
Ilustrasi Nuklir
Ilustrasi Nuklir /Bayu/Pexels/Johannes Plenio

LAMONGAN TODAY - Korea Utara tampaknya telah mengoperasikan sebuah reaktor nuklir yang selama ini dipercaya memproduksi plutonium untuk senjata nuklir, kata pengawas atom PBB dalam laporan tahunannya.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak memiliki akses ke Korut sejak Pyongyang mengusir para pengawasnya pada 2009.

Negara itu kemudian meneruskan program senjata nuklirnya dan segera melanjutkan pengujian nuklir.

Baca Juga: Pecahkan Rekor Pendengar Terbanyak di Spotify, Justin Bieber Dapat Julukan 'Pangeran Pop' dari Penggemar

Uji coba nuklir Korut terakhir dilakukan pada 2017 yang telah tercium.

IAEA kini memantau Korut dari jauh, sebagian besar lewat citra satelit.

"Tidak ada indikasi pengoperasian reaktor dari awal Desember 2018 hingga awal Juli 2021," sebut laporan IAEA tentang reaktor berkapasitas 5 megawatt (MW) di Yongbyon, sebuah kompleks yang menjadi pusat pengembangan nuklir Korut.

Baca Juga: Dalam Hitungan Beberapa Minggu Ke Depan, iPhone 13 Dapat Segera Anda Miliki, Simak Bocorannya

"Namun, sejak awal Juli 2021, ada sejumlah indikasi, termasuk keluarnya air pendingin, yang sejalan dengan pengoperasian reaktor."

IAEA menerbitkan laporan tahunan yang diunggah secara daring tanpa pengumuman, sebelum menggelar pertemuan dengan negara-negara anggotanya.

Kemudian, IAEA secara gamblang melaporan terakhir diterbitkan pada Jumat.

Baca Juga: Warga Desa Mengeluh Bantuan Disunat, Mensos Langsung'Cross Check': Bantuan Ini Sangat Risakan

Pada Juni IAEA mengatakan ada indikasi tentang kemungkinan pekerjaan pemrosesan ulang di Yongbyon untuk memisahkan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas yang dapat digunakan dalam senjata nuklir.

Laporan pada Jumat mengatakan durasi pekerjaan yang terlihat dari pertengahan Februari hingga awal Juli menunjukkan adanya penanganan sekelompok penuh bahan bakar bekas.

Durasi selama lima bulan itu kontras dengan waktu yang lebih singkat untuk mengolah limbah.

Baca Juga: Fabio Quartararo Berhasil Finish Terdepan MotoGP Inggris, Marquez Terjatuh Usai Senggolan Dengan Jorge Martin

"Indikasi baru tentang pengoperasian reaktor 5MW(e) dan Laboratorium (Pengolahan Ulang) Radiokimia itu sangat meresahkan," kata IAEA.

​​​​Laporan itu menyebut ada indikasi "dalam rentang waktu tertentu" bahwa apa yang diduga sebagai pabrik pengayaan uranium di Yongbyon tidak dioperasikan.

Ada pula indikasi tentang aktivitas penambangan dan konsentrasi di tambang uranium dan pabrik di Pyongsan, sebut laporan itu.***

Editor: Nugroho

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x