Kisah Abu Nawas, Meminta Pintu Akhirat Untuk Mengambil Mahkota di Surga

- 22 Agustus 2022, 16:25 WIB
Kisah Abu Nawas, Meminta Pintu Akhirat
Kisah Abu Nawas, Meminta Pintu Akhirat /youtube Hidayah Illahi/

 

LAMONGAN TODAY - Kisah Abu Nawas memang menjadi sebuah kisah atau cerita yang fenomenal hingga zaman ini. Kecerdasannya memang tak ada duanya, Abu Nawas selalu memiliki solusi dalam setiap masalah yang di hadapinya, terlebih masalah yang datangnya dari Baginda Raja Harun Al Rasyid.

Pada kisah kesebelas dari buku kisah 1001 malam Abunawas sang penggeli hati, becerita tentang Abu Nawas yang meminta pintu Akhirat kepada Raja Harun Al Rasyid, berikut kisahnya

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.

Baca Juga: Hujan Turun di Puncak Musim Kemarau, BMKG Warning Kekeringan

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul.

Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya.

Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,

Baca Juga: Lirik Sholawat Tholama Asyku Ghoromi, Arab, Latin, Lengkap Dengan Terjemahannya

"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur.

Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda- benda.

Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang- barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking indahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas, Kecerdasan Abu Nawas Menjawab Teka-Teki Sulit Baginda Raja

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil, Setelah menghadap Baginda Raja berkata.

"Aku menginginkan engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?"

"Sanggup Paduka yang mulia.” kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan.” "Sebutkan syarat itu.” kata Baginda Raja.

"Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya.”

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti. Pintu alam akhirat.” jawab Abu Nawas.

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon HUT TVRI 2022, keren Untuk Update Media Sosial Lengkap Cara Downloadnya

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat.

Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat terlebih dahulu.”

Mendengar penjelasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam.

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi,

"Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?" Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabannya.***

 

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah