Sinopsis Film Last Night in Soho: Mengungkap Misteri di Antara Gemerlap Pusat London

- 4 November 2021, 10:03 WIB
Last Night In Soho/instagram.com/lastnightinsohomovie
Last Night In Soho/instagram.com/lastnightinsohomovie /

LAMONGAN TODAY - Sineas Edgar Wright ("Baby Driver", " Scott Pilgrim Vs The World", "Shaun of the Dead"), sekarang kembali menghadirkan karya yang agak berbeda, yakni film bergenre thriller bertajuk "Last Night in Soho".

Film menceritakan Eloise Turner (Thomasin McKenzie) sebagai seorang mahasiswi baru yang belajar mengenai mode di London. Eloise yang juga biasa dipanggil Ellie datang dari Cornwall dan mengawali kehidupan barunya di kota metropolis tersebut.

Berbeda layaknya gadis seumurnya, Eloise menggemari hal-hal bersifat retro khususnya pada era '60-an mulai dari pilihan pakaian sampai selera musik. Hal ini menjadikannya sulit berbaur dengan teman-temannya di asrama. Ia lalu memutuskan untuk menyewa kamar di tempat lain.

Baca Juga: Bintang 'Squid Game' Wi Ha Joon Kian Tenar, Ternyata Punya Hubungan Darah Son Ye Jin

Eloise mendapatkan kamar untuk disewa di atas sebuah rumah tua kepunyaan induk semang yaitu Bu Collins (Diana Rigg). Di sana, Eloise terbawa ke sebuah dunia baru mimpi  yang bersetting pada tahun 1960-an.

Namun, apakah penglihatan Eloise pada malam hari hanya mimpi? Ia menemukan dirinya melalui kehidupan Sandie (Anya Taylor-Joy), seorang bintang muda tahun 1960-an, ketika dia masuk ke Café De Paris. Anya Taylor-Joy and Matt Smith bersama sutradara Edgar Wright pada set "Last Night in Soho".

Sandie merupakan calon penyanyi, penari, aktris, bintang dan dia sangat ingin memberikan kesan dan karir di dunia entertainment.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Favorite' Vampire yang dinyanyikan oleh NCT 127, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Seluruh impian Sandie kelihatannya menjadi kenyataan ketika dia berjumpa dengan Jack (Matt Smith) yang mengagumkan, seorang manajer yang mungkin bisa memperkenalkannya dengan orang yang tepat untuk membantu meroketkan kariernya dan Eloise dibawa bersamanya melalui perjalanan cinta pertama, lampu neon nan terang, dan mimpi besar.

Eloise segera mengadopsi Sandie menjadi idola dan semangatnya. Ia mulai mengecat rambutnya supaya lebih mirip dengan gadis itu dan kembali tidur pada malam hari supaya ia dapat kembali menuju masa itu melalui mimpinya.

Akan tetapi, seiring perjalanannya, kehidupan Sandie yang dijumpai Eloise semakin penuh dengan kegelapan, kegelapan yang kelihatannya ikut berdampak dalam kehidupan sehari-hari Eloise pada masa kini. Bertempat di tengah-tengah antara masa lampau dan sekarang, Eloise berupaya memecahkan misteri berusia puluhan tahun tersebut. Thomasin McKenzie sebagai Eloise pada "Last Night in Soho".

Baca Juga: (SEDANG BERLANGSUNG) Link Streaming UCL Liverpool vs Atletico Madrid, The Reds Tegaskan Dominasi

Sutradara Edgar Wright menyutradarai "Last Night in Soho" melalui sebuah cerita yang ia ciptakan dan naskah yang ia tulis bersama dengan Krysty Wilson-Cairns ("1917").

Apabila familier dengan karya-karya Wright sebelumnya, "Last Night in Soho" dapat dikatakan adalah film yang lumayan berbeda. Film-film Wright kebanyakan dikenal sebab kedinamisannya, bagaimana film yang seperti bergerak cepat dan "kinetis", semisal dolly zoom, zoom-in dan zoom-out yang ekstrem, pemilihan transisi, serta gaya penyuntingan (editing) yang khas.

Akan tetapi, pada "Last Night in Soho", Wright seperti lebih berusaha untuk merangkul intensitas misteri, horor, dan thriller ini lewat kesederhanaan, meskipun plotnya sendiri tidak terlalu sederhana.

Baca Juga: Prediksi Skor Liverpool vs Atletico Madrid, The Reds Pukul Telak Los Rojiblancos 3-1

Ia mengisahkan cerita ini dengan cara yang terkesan mudah untuk dipahami, namun gagasan Eloise "bepergian" kembali ke tahun 1960-an menjadi sedikit lebih rumit sewaktu teka-teki pembunuhan ini mulai menunjukkan hasil.

Perbedaan antara dua periode waktu ini luar biasa dari segi visual, sebab gaya hidup mewah pada masa lampau dibangun dengan penggunaan warna dan sinematografi yang sangat menghibur mata. Anya Taylor-Joy sebagai Sandie dan Matt Smith memerankan Jack di "Last Night in Soho".

Sebuah bagian yang menjadikan sebagian besar audiens berdecak kagum yakni bagaimana efek visual dari film ini dihadirkan. Apabila Anda senang menyaksikan trailer dari film ini, terdapat potongan video yang menayangkan bayangan Eloise dan Sandie pada saat bersamaan.

Baca Juga: (BIG MATCH) Link Streaming Liverpool vs Atletico Madrid Live SCTV dan TV Online

Penonton memperoleh efek luar biasa yang membawanya bolak-balik antara dua tokoh dan periode waktu, tetapi, inti dari film ini terletak dalam narasi. Sebagus film-filmnya, Wright senantiasa memegang teguh jenis cerita yang dia coba sampaikan, juga dengan "Last Night in Soho".

Selain gaya penceritaan dan pemilihan visualnya yang unik, Wright juga dikenal sebab bumbu komedi pada karyanya. Saat ini, mungkin sisi komedi tidak terlalu dominan, sebab sang pembuat film mungkin ingin mengajak audiens menuju kisah Eloise yang penuh misteri dan ketakutan.

Walaupun terlihat lain dibandingkan film-film sebelumnya, "Last Night in Soho" tetap mempunyai sentuhan khas Wright. Ada pengambilan-pengambilan gambar dan beberapa referensi visual yang menjadikan para fansnya menjadi tertawa dari balik masker.

Baca Juga: Prediksi PSMS Medan vs KS Tiga Naga Putaran Kedua Liga 2, Pembuktian Titus Bonai Pemain Baru Ayam Kinantan

Selain itu, membahas mengenai sutradara dari Inggris ini pasti tidak terpisah dari pemilihan lagu-lagu ternama yang cocok dan dapat mendukung visual yang disajikan. Membahas tentang musik, Anya Taylor-Joy juga ikut memberikan suaranya dalam lagu berjudul "Downtown", yang sebelumnya dipopulerkan oleh Petula Clark di tahun 1965. Sutradara Edgar Wright pada set film "Last Night in Soho".

Hal lain yang mencolok dari film ini yaitu kedatangan dua tokoh utama yang diperankan Taylor-Joy dan Thomasin McKenzie. Dapat dikatakan, ini merupakan peran yang begitu baru dan menyegarkan untuk keduanya. Model busana cantik yang dipakai keduanya juga ikut mendukung penampilan dan kepribadian mereka.

Taylor-Joy memerankan Sandie yang muda, bersemangat terhadap apa yang dia senangi, dan siap menghadapi dunia. Sementara McKenzie sebagai Ellie gadis yang mempunyai berbagai keraguan, dan ia mengadopsi gaya Sandie untuk mengembangkan rasa percaya diri tersebut.

Baca Juga: Lowongan Kerja Jasa Marga dalam Program Jet Roadster 2021, Cari Talenta Muda Penuh Gagasan dan Inovasi Tinggi

Sandie sangat yakin dengan kemampuannya, namun ceritanya berubah sewaktu dia berjumpa orang yang salah, dan semua yang terjadi menjadi terlalu sulit untuk dihadapi Ellie.

Seluruh elemen ini selanjutnya digabungkan dan menghasilkan sederetan kejadian "kacau" yang membuat "Last Night in Soho" menjadi sebuah cerita paling berbeda tahun ini.

Orisinalitas merupakan kunci pada film seperti ini, dan rasanya tidak salah apabila film ini merupakan sebuah pilihan untuk membawa diri menuju gemerlap lampu-lampu neon di Soho, London, tahun 1960-an dengan Ellie dan Sandie, lewat layar lebar.

Baca Juga: Perusahaan Luhut Tak Cari Untung dari Bisnis PCR, Refly Harun: Kenapa Tidak Bikin Yayasan Sosial Saja

"Last Night in Soho" hadir di bioskop Indonesia mulai 3 November 2021.***

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x