Dia menciptakan lagu Genjer-Genjer sebagai gambaran kondisi warga Banyuwangi saat penjajahan Jepang.
Genjer adalah tumbuhan untuk makanan hewan ternak. Ketika Jepang menjajah, banyak warga kelaparan dan sangat terpaksa harus memakan tumbuhan genjer itu.
Lagu Genjer-Genjer menjadi populer ketika dinyanyikan ulang oleh penyanyi terkenal pada masa Orde Lama, Bing Slamet dan juga oleh Lilis Suryani pada tahun 1962.
Pada masa Orde Lama, banyak musikus yang menyanyikan lagu ini di istana negara.
Kepopuleran lagu ini lantas dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk berkampanye. Bahkan lagu ini menjadi ciri khas bagi orang PKI.
Sangking melekatnya lagu ini dengan PKI, maka stempel sebagai lagu komunis pun melekat.
Setelah terjadi G 30 S 1965, beberapa media seperti koran Pantjasila dan Berita Yudha memuat berita tentang lagu Genjer-Genjer. Namun, berbeda dengan lirik aslinya.
Baca Juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Saat Musim Hujan, Simak Ada Apa Saja
Media-media itu juga menurunkan berita bohong tentang penyiksaan terhadap para jenderal. Dan akhirnya media-media tersebut berhasil membuat propaganda.