Keraton Yogyakarta: Mengulas Sejarah Tari Bedhaya Sapta, Memiliki Filosofi di Setiap Gerakannya

- 15 Januari 2021, 22:02 WIB
  Sejarah tari Bedhaya Sapta. /Youtube /Kisah Tanah Jawa
Sejarah tari Bedhaya Sapta. /Youtube /Kisah Tanah Jawa /

 

LAMONGAN TODAY – Tari Bedhaya Sapta memiliki filosofi pada setiap gerakannya dan ada pesan-pesan, kemudian makna yang terkandung di setiap gerakannya itu pasti ada cerminan atau mengandung suatu pesan.

Memang pada umumnya, Bedhaya itu penarinya berjumlah 9 orang, tapi pada tari Bedhaya Sapta penarinya berjumlah 7 orang penari.

Pementasan Tari Bedhaya Sapta biasanya dilakukan di luar Keraton, kalau di Keraton harus memakai 9 penari, karena 9 memberikan gambaran bahwa itu diri manusia. Di tengah ada endhel, batak, gulu, dhada, nguntil, itu dari tubuh manusia. Terus ada apit-apit yang merupakan tangan, kemudian juga ada endhel wedalan yang merupakan kakinya.

Baca Juga: Youtube Tengah Uji Coba Fitur Baru yang Memungkinkan Pengguna Bisa Beli Barang yang ada di Video

Kepala selalu ada endhel itu otaknya, jadi yang selalu bergerak itu otaknya. Tapi, badannya itu memberikan gambaran bentuk geraknya.

Kalau di luar Keraton, biasanya seperti kalau kita melihat mungkin dari Mangkunegaran misalnya, belajar dari Jogja biasanya yang merupakan ekspresi dari Keraton. Kemudian dibawa ke Mangkunegaran, tidak berani melakukan dengan penari yang 9, tetapi kemudian 7.

Ini sebenarnya juga digarap di luar, artinya tidak dipentaskan di Keraton, di luar pada zaman Hamengkubuwono IV dan Hamengkubuwono V.

Baca Juga: Samsung Galaxy S21, Galaxy S21 Plus, dan Galaxy 21 Ultra Resmi Meluncur, Apa Sih yang Membedakannya?

Halaman:

Editor: Furqon Ramadhan

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x