Kisah Abu Nawas, Taruhan Hidup Mati Ditantang Memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid

25 Agustus 2022, 18:04 WIB
Kisah Abu Nawas Memantati Baginda Raja /

 

LAMONGAN TODAY - Abu Nawas atau dikenal sebagai Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami, adalah sosok yang terkenal sebagai pencipta Syair Al I'Tiraf, yang berisi rayuan kepada Tuhan.

Kisah kali ini yang dikutip dari buku kisah 1001 malam Abu Nawas sang penggeli hati akan menceritakan tentang Cerita Lucu Abu Nawas yang berani bertaruh untuk memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid, berikut Kisah Abu Nawas memantati Raja Harun Al Rasyid

Pada suatu sore ketika Abu Nawas ke warung teh kawan- kawannya sudah berada di situ. Mereka memang sengaja sedang menunggu Abu Nawas.

Baca Juga: 10 Link Terbaru Twibbon HUT Polwan Ke 74, Desain Keren Untuk Unggahan Media Sosial Lengkap Cara Downloadnya

"Nah ini Abu Nawas datang.” kata salah seorang dari mereka.

"Ada apa?" kata Abu Nawas sambil memesan secangkir teh hangat.

"Kami tahu engkau selalu bisa melepaskan diri dari perangkap-perangkap yang dirancang Baginda Raja Harun Al Rasyid. Tetapi kami yakin kali ini engkau pasti dihukum Baginda Raja bila engkau berani melakukannya.” kawan-kawan Abu Nawas membuka percakapan.

"Apa yang harus kutakutkan. Tidak ada sesuatu apapun yang perlu ditakuti kecuali kepada Allah Swt.” kata Abu Nawas menentang.

Baca Juga: Cerita Lucu Abu Nawas, Bunuh Diri Dengan Sebotol Madu Milik Majikan

"Selama ini belum pernah ada seorang pun di negeri ini yang berani memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Bukankah begitu hai Abu Nawas?" tanya kawan Abu Nawas.

"Tentu saja tidak ada yang berani melakukan hal itu karena itu adalah pelecehan yang amat berat hukumannya pasti dipancung.” kata Abu Nawas memberitahu.

"Itulah yang ingin kami ketahui darimu. Beranikah engkau melakukannya?"

"Sudah kukatakan bahwa aku hanya takut kepada Allah Swt saja. Sekarang apa taruhannya bila aku bersedia melakukannya?" Abu Nawas ganti bertanya.

"Seratus keping uang emas. Disamping itu Baginda harus tertawa tatkala engkau pantati.” kata mereka. Abu Nawas pulang setelah menyanggupi tawaran yang amat berbahaya itu.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dipecat Dari Polri? Kabaintelkam Segera Gelar Peridagan

Kawan-kawan Abu Nawas tidak yakin Abu Nawas sanggup membuat Baginda Raja tertawa apalagi ketika dipantati. Kayaknya kali ini Abu Nawas harus berhadapan dengan algojo pemenggal kepala.

Minggu depan Baginda Raja Harun Al Rasyid akan mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri, pegawai istana dan orang-orang dekat Baginda diundang, termasuk Abu Nawas. Abu Nawas merasa hari-hari berlalu dengan cepat karena ia harus menciptakan jalan keluar yang paling aman bagi keselamatan lehernya dari pedang algojo.

Tetapi bagi kawan- kawan Abu Nawas hari-hari terasa amat panjang. Karena mereka tak sabar menunggu pertaruhan yang amat mendebarkan itu.

Baca Juga: Lirik Lagu Hingga Tua Bersama – Rizky Febian : Selama jantung ini berdetak Ku akan selalu menjagamu

Persiapan-persiapan di halaman istana sudah dimulai. Baginda Raja menginginkan perjamuan nanti meriah karena Baginda juga mengundang raja-raja dari negeri sahabat.

Ketika hari yang dijanjikan tiba, semua tamu sudah datang kecuali Abu Nawas. Kawan-kawan Abu Nawas yang menyaksikan dari jauh merasa kecewa karena Abu Nawas tidak hadir. Namun ternyata mereka keliru.

Abu Nawas bukannya tidak datang tetapi terlambat sehingga Abu Nawas duduk di tempat yang paling belakang.

Ceramah-ceramah yang mengesankan mulai disampaikan oleh para ahli pidato. Dan tibalah giliran Baginda Raja Harun Al Rasyid menyampaikan pidatonya. Seusai menyampaikan pidato Baginda melihat Abu Nawas duduk sendirian di tempat yang tidak ada karpetnya. Karena merasa heran Baginda bertanya,

Baca Juga: Cerita Lucu Abu Nawas, Karena Syair Putra Raja Harun Al Rasyid : Lebih Enak Masuk Penjara Saja

"Mengapa engkau tidak duduk di atas karpet?"

"Paduka yang mulia, hamba haturkan terima kaslh atas perhatian Baginda. Hamba sudah merasa cukup bahagia duduk di sini.” kata Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas, majulah dan duduklah di atas karpet nanti pakaianmu kotor karena duduk di atas tanah.” Baginda Raja menyarankan. "Ampun Tuanku yang mulia, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet.”

Baginda bingung mendengar pengakuan Abu Nawas. Karena Baginda melihat sendiri Abu Nawas duduk di atas lantai. "Karpet yang mana yang engkau maksudkan wahai Abu Nawas?" tanya Baginda masih bingung.

Baca Juga: Lirik Sholawat Isyfa Lana, Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Juga Terjemahan Indonesia

"Karpet hamba sendiri Tuanku yang mulia. Sekarang hamba selalu membawa karpet ke manapun hamba pergi.” Kata Abu Nawas seolah-olah menyimpan misteri.

"Tetapi sejak tadi aku belum melihat karpet yang engkau bawa.” kata Baginda Raja bertambah bingung.

"Baiklah Baginda yang mulia, kalau memang ingin tahu maka dengan senang hati hamba akan menunjukkan kepada Paduka yang mulia.” kata Abu Nawas sambil beringsut-ringsut ke depan. Setelah cukup dekat dengan Baginda, Abu Nawas berdiri kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya.

Abu Nawas kini seolah- olah memantati Baginda Raja Harun Al Rasyid. Melihat ada sepotong karpet menempel di pantat Abu Nawas, Baginda Raja tak bisa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para undangan.

Baca Juga: HUT POLWAN KE-74, Simak Makna Lambang Polisi Wanita Yang Diberi Nama Esthi Bhakti Warapsari

Menyaksikan kejadian yang menggelikan itu kawan- kawan Abu Nawas merasa kagum. Mereka harus rela melepas seratus keping uang emas untuk Abu Nawas.***

 

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati

Tags

Terkini

Terpopuler