Kisah Abu Nawas, Diusir Baginda Raja Karena Mimpi Buruk, Pulang Bergelayut di Bawah Perut Keledai,

22 Agustus 2022, 19:31 WIB
Artikel memuat Informasi mengenai Cerita Abu Nawas di Usri baginda Raja Karena Mimpi Buruk /

LAMONGAN TODAY - Siapa yang tidak kenal sosok penyair ternama dari kalangan bangsa Arab ini. Dia adalah Abu Nawas.

Selain dikenal sebagai penyair, Abu Nawas yang bernama lengkap Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami ini juga seorang sufi.

Hidup di zaman Raja Harun Al Rasyid dari Dinasti Abbasiyah. Abu Nawas lebih menampakkan diri sebagai orang yang kontroversi.

Baca Juga: Kisah Abu Nawas, Meminta Pintu Akhirat Untuk Mengambil Mahkota di Surga

Dalam buku kisah 1001 Malam Abu Nawas sang penggeli hati, dikisahkan Abu Nawas di usir Raja Harun Al Rasyid gara-gara sebuah mimpi, Berikut kisah lengkapnya

Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun Al Rasyid tadi malam menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya.

Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.

"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki- laki tua. la mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini.

Baca Juga: 5 Link Twibbon Gratis HUT TVRI 2022, Keren Untuk Update Sosmed Lengkap Cara Downloadnya

la harus diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang lain.”

Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata. Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya.

Bekal yang dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang terlalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menolong keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya.

Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?

Baca Juga: Hukuman Terpidana Bom Bali Umar Patek Dikurangi dan Segera Bebas, PM Australia Layangkan Protes Ke Indonesia

Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin lama makin menderu-deru seperti dinginnya zamharir. Sulit untuk dibendung.

Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati. Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang sanggup melakukannya. Aku harus bisa menolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat menuju ke negerinya sendiri.

Perasaan rindu dan senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman.

Baca Juga: Lirik Sholawat Ya Robbi Sholli Ala Muhammad - Pembuka Maulid Ad-Diba’i, Arab, Latin, Lengkap Dengan Artinya

Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira. Desas desus tentang kembalinya Abu Nawas segara menyebar secepat bau semerbak bunga yang menyerbu hidung.

Kabar kepulangan Abu Nawas juga sampai ke telinga Baginda Harun Al Rasyid. Baginda juga merasa gembira mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang sama sekali berbeda.

Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari hukuman.

Namun Baginda amat kecewa dan merasa terpukul melihat cara Abu Nawas pulang ke negerinya. Baginda sama sekali tidak pernah membayangkan kalau Abu Nawas ternyata bergelayut di bawah perut keledai.

Sehingga Abu Nawas terlepas dari sangsi hukuman yang akan dijatuhkan karena memang tidak bisa dikatakan teiah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai.

 

Editor: Achmad Ronggo

Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati

Tags

Terkini

Terpopuler