Selama perang, Hitler selalu berada di barisan depan menjadi pelari markas. Keberaniannya dalam beraksi dihadiahi dengan Salib Besi, Kelas Kedua, di bulan Desember 1914, dan Salib Besi, Kelas Satu yang adalah hiasan langka bagi seorang kopral, pada Agustus 1918.
Dia terus menyambut pertempuran dengan antusias. Sebagai bantuan besar dari rasa frustrasi dan tanpa tujuan kehidupan sipil. Dirinya mendapatkan disiplin dan persahabatan yang dibutuhkan dan diteguhkan pada kepercayaannya terhadap kebajikan heroik perang.
Disclaimer: artikel ini telah tayang dengan judul "Siapa Adolf Hitler? Ini Kisahnya Ketika Muda."(Citra Ningsih/Portal Purwokerto)***