LAMONGAN TODAY - Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, menjadi kampus percontohan yang mengembangkan sistem digital sertifikasi halal bagi produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Tanah Air.
Untuk mengembangkan sistem yang bertujuan mengarsipkan dokumen, mulai pengurusan sampai keluar sertifikasinya, Universitas Brawijaya (UB) mendapatkan pendanaan dari Serunai Malaysia dan Islamic Development Bank (IsDB) sebesar 2.06 dolar AS atau sekitar Rp28,5 miliar lebih.
Ketua Tim Reverse Linkage Project, Dr Hagus Tarno di Malang, Selasa, mengatakan dengan mengarsipkan dokumen melalui sistem digital tersebut, UMKM yang akan melakukan pengurusan sertifikasi halal lebih mudah untuk melihat hasil evaluasi dari setiap proses setelah pengajuannya.
Baca Juga: Profil Dinda Kirana, Aktor FTV yang Siap Dongkrak Seial 'Write Me A Love Song'
"UMKM yang akan mengajukan sertifikasi halal lewat UB akan kami arahkan ke dalam sebuah sistem, dan ketika masuk pendampingan sudah bisa memantau apa saja dokumen yang harus disiapkan dan diisi."
"Saat masuk proses sertifikasi nanti ada sistem lagi untuk memastikan pemilik usaha tahu prosesnya sudah sampai mana? apakah dikembalikan atau lanjut ke sertifikasi," kata Hagus Tarno.
Hagus mengaku sudah ada tawaran dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang untuk mendampingi 100 pemilik usaha yang akan melakukan pengurusan sertifikasi halal di UB.
"Sudah ada tawaran, nanti kami akan coba identifikasi dan terapkan pada UMKM yang akan kami dampingi," ucapnya.