Menariknya, candi ini terbuat dari dua bahan yang berbeda. Bagian kaki terbuat dari batu hitam. Sementara bagian badan dan atapnya terbuat dari batu putih.
Ada pihak yang berpendapat bahwa perbedaan bahan batu ini, terjadi sejak Candi yang dibangun di era Singasari ini dipugar pada era Kerajaan Majapahit. Sehingga, kontras ini mewakili dua kerajaan berbeda.
Namun, pihak lain berpendapat, perbedaan bahan ini sudah ada sejak awal dibangun.
Keunikan lainnya, candi ini bernapaskan Hindu sekaligus Buddha. Bagian bawahnya bersifat Hindu, sementara puncaknya bersifat Buddha dengan adanya dagoba.
Karena Negarakertagama tulisa Mpu Prapanca mengabarkan bagian bawahnya bersifat Siwa, maka relung pada candi seharusnya berisi arca Nandiswara dan Mahakala, dua aspek Siwa sebagai penjaga.
Baca Juga: Rahasia di Balik 2 Item yang Direvamp, Ternyata Moonton Buff Hero Uranus dengan Gaya
Candi yang menjulang hampir 25 meter ini memiliki kaki yang tinggi, sehingga tangga naiknya lumayan terjal dan sempit.
Tangga ini diapit hiasan zoomorfik atau hiasan yang menyerupai hewan, dalam hal ini singa.
Posisinya mengingatkan pada singa Candi Kidal di Malang, yang sama-sama berasal dari era Singasari.