Murid-muridnya yang selalu berdiri dan mengikutinya dari belakang, menjadi saksi atas sumpah yang dia ucapkan di tengah samudra.
Namun, ketika kapal layar yang ditumpanginya sampai di perairan Tuban, mendadak laut yang tadinya tenang, tiba-tiba bergolak hebat.
Baca Juga: Gelar MMT, PB PMII Dorongan Kader Cakap Manfaatkan Ruang Digital
Angin dari segala penjuru seolah berkumpul menjadi satu untuk menghatam air laut, sehingga menimbulkan badai setinggi bukit.
Dengan kesaktiannya, Brahmana Sakyakirti mencoba memukul badai yang menerjang kapal layarnya.
Satu dua kali hal itu dapat dilakukannya, namun terjangan ombak yang kelima kali, langsung membuat kapal layarnya tenggelam ke dalam laut.
Dengan susah payah, Ia mencabut beberapa balok kayu untuk menyelamatkan diri dan menolong beberapa orang muridnya, agar jangan sampai tenggelam ke dasar samudra.
Walaupun pada akhirnya Ia dan para pengikutnya berhasil menyelamatkan diri, namun kitab-kitab referensi yang hendak dipergunakan untuk berdebat dengan Sunan Bonang, telah tenggelam ke dasar laut.
Padahal kitab-kitab itu didapatkannya dengan susah payah. Cara mempelajarinya pun tidak mudah.