Tujuannya tidak lain untuk menghentikan Ranggalawe. Dengan berbagai cara, Kiai Gending Pelandongan berusaha keras meminta Ranggalawe mengurungkan niatnya.
Mengingatkan dengan bijak, bahwa akan banyak dampak yang terjadi di kedua belah pihak jika Lawe tetap menjalankan niatnya.
Akan banhak orang tidak bisa kembali kepada keluarga tercintanya.
Mendengar kata-kata mertuanya itu, Ranggalawe hanya diam, menunduk sedih teringat pada keluarganya, juga keluarga para prajuritnya.
Ketika dirasakan air matanya pelan-pelan mulai mengambang, Ranggalawe segera mengangguk.
Baca Juga: Aksi Bejat Kakek Terhadap Anak 6 Tahun Hampir Diamuk Massa, Polisi Lakukan Ini
Bukan setuju menuruti saran mertuanya itu, namun memberi hormat terakhir kalinya.
Terkejut Kiai Ageng Pelandongan mengetahui Lawe justru menghentak kudanya pergi. Nasehatnya tidak berguna, sang menantu rupanya telah membulatkan tekadnya menuntut pertanggungjawaban Nambi dan Majapahit.
Di sisi lain, Nambi telah merasa terlanjur basah. Tentara pembangkang dari kesatuan Datara yang dimintanya menyerah, ternyata justru melakukan perlawanan habis-habisan.